Pelatihan Pengolahan Limbah Tahu di Kelurahan Indihiang, Solusi Inovatif Mengurangi Limbah dan Meningkatkan Perekonomian

Pelatihan Pengolahan Limbah Tahu di Kelurahan Indihiang, Solusi Inovatif Mengurangi Limbah dan Meningkatkan Perekonomian

TASIK.TV | Solusi untuk mengurangi dan mengolah limbah tahu kini mulai diterapkan di Kelurahan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Pada Kamis, 19 September 2024, di GOR Bulu Tangkis Kelurahan Indihiang, diadakan praktek pengolahan ampas tahu menjadi snack bar.

Acara ini dihadiri oleh Lurah Indihiang Toni Kuswoyo, anggota PKK, kader, Karang Taruna, serta narasumber dari Universitas Siliwangi (Unsil) yang diwakili oleh Mufti Ghaffar, S.Pd., M.Si., dan Universitas BTH yang diwakili oleh Maerani, M.Si.

Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, acara dilanjutkan dengan sambutan dari narasumber. Mufti Ghaffar dalam pemaparannya menjelaskan pentingnya memanfaatkan limbah tahu, khususnya ampas tahu, yang masih memiliki kandungan gizi yang tinggi.

"Ampas tahu masih mengandung protein 8,66%, lemak 3,79%, air 51,63%, dan abu 1,21%. Oleh karena itu, ampas tahu bisa diolah menjadi makanan seperti Nata Desoya dan snack bar. Kami akan memandu ibu-ibu secara bertahap dalam pengolahan ampas tahu menjadi tepung, yang nantinya bisa digunakan untuk membuat snack bar," jelasnya.

Ia juga berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual.

Lurah Indihiang Toni Kuswoyo juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Universitas Siliwangi dan Universitas BTH yang telah menjadikan Kelurahan Indihiang sebagai objek percontohan.

"Di wilayah kami banyak pabrik tahu, dan limbah tahu baik yang padat maupun cair selama ini menjadi masalah lingkungan. Dengan adanya inovasi ini, limbah tahu bisa diolah menjadi makanan yang layak dikonsumsi dan memiliki nilai jual, sehingga ibu-ibu di sini bisa mendapatkan tambahan penghasilan," ujarnya.

Toni juga menambahkan bahwa jika masyarakat mampu mengolah limbah tahu dengan serius, ini akan membuka peluang ekonomi baru.

"Jika ibu-ibu tekun dan konsisten, angka pengangguran di Kelurahan Indihiang akan berkurang. UMKM yang muncul dari kegiatan ini bisa menyerap tenaga kerja, dan ini adalah peluang emas yang tidak boleh disia-siakan," lanjutnya.

Sebagai bentuk apresiasi, Mufti Ghaffar dan Maerani menyerahkan alat pendukung pembuatan tepung tahu kepada Lurah Indihiang sebagai cenderamata.

Para peserta, termasuk ibu-ibu PKK dan kader posyandu, tampak antusias mengikuti pelatihan yang melibatkan mahasiswa dari Unsil dan BTH.

Mereka diajarkan cara mengolah ampas tahu menjadi tepung dan mengolahnya menjadi berbagai makanan seperti snack bar, nugget, bala-bala, risol, dan lainnya.

Rencananya, hasil olahan ini akan disosialisasikan di setiap pertemuan, baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan, untuk memperluas manfaatnya di masyarakat.(Ryan Cardio)