News

Hari Anak Nasional di Tasikmalaya, Pemerintah Ajak Lindungi Anak Lewat Partisipasi

158
×

Hari Anak Nasional di Tasikmalaya, Pemerintah Ajak Lindungi Anak Lewat Partisipasi

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, memperingati Hari Anak Nasional dengan mengajak seluruh elemen masyarakat—mulai dari lembaga pendidikan, pondok pesantren, hingga pelaku usaha—untuk bersama-sama memperkuat upaya perlindungan anak dan memastikan terpenuhinya hak-hak mereka, termasuk hak untuk berpartisipasi aktif.

Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Candranegara, menyampaikan bahwa semangat utama dari peringatan tahun ini adalah membangun harapan dan masa depan anak-anak. Menurutnya, menciptakan Kota Layak Anak bukan sekadar tujuan administratif, namun lebih penting menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak-anak untuk belajar, bermain, dan mengembangkan potensi mereka.

“Kami mengajak para orang tua untuk menjadi pribadi yang saleh dan bertanggung jawab demi masa depan anak-anak. Anak adalah amanah dan investasi, baik untuk dunia maupun akhirat. Perilaku dan karakter mereka sangat dipengaruhi oleh kita sebagai orangtua,” ujar Diky, Rabu (23/7).

Ia menambahkan, pemerintah daerah berkomitmen untuk terus peduli terhadap tumbuh kembang generasi muda, namun peran terbesar tetap berada di tangan keluarga. “Doa orangtua yang tulus dan konsisten bisa membuka jalan kesuksesan anak. Saya sendiri adalah contoh nyata dari kekuatan doa tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Forum KPAI Jawa Barat, Ato Rinanto, menegaskan pentingnya memperingati Hari Anak Nasional sebagai momentum untuk memberikan ruang partisipasi kepada anak-anak. Ia menilai bahwa dengan ruang partisipasi yang terbuka, semangat literasi dan keberanian anak-anak akan lebih terbangun, khususnya di wilayah Tasikmalaya.

Namun, ia juga menyoroti bahwa angka kekerasan terhadap anak di bawah umur di Tasikmalaya mengalami peningkatan, terutama kasus pelecehan seksual, pemerkosaan, dan sodomi. Banyak korban yang enggan melapor karena merasa tidak berdaya dan takut.

“Kami melihat bahwa penyebab utama munculnya kekerasan terhadap anak adalah dampak dari perubahan zaman yang tidak dibarengi dengan pengawasan orangtua yang memadai,” tegas Ato. Ia menekankan, pengawasan dari orangtua sangat krusial dalam melindungi anak dari potensi kekerasan dan penyimpangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *