News

Wisuda Unsil 2024/2025 Dihiasi Protes Warga, Kemacetan Parah Jadi Pemicunya

766
×

Wisuda Unsil 2024/2025 Dihiasi Protes Warga, Kemacetan Parah Jadi Pemicunya

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Wisuda Universitas Siliwangi (Unsil) Periode II Tahun Akademik 2024/2025, yang melibatkan 1.089 wisudawan, menuai kritik dari warga RW 09, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Acara yang berlangsung pada Rabu, 20 November 2024 di Gedung Mandala Unsil menyebabkan kemacetan parah yang mengganggu aktivitas warga dan pengendara di sekitar kampus.
Pelaksanaan Wisuda dan Dampaknya

Wisuda dilaksanakan dalam dua sesi, sesi pertama pukul 07.00-12.00 WIB dan sesi kedua pukul 13.00-17.00 WIB. Namun, pelaksanaan tersebut memicu kemacetan panjang, bahkan hingga kawasan Lampu Merah Padayungan, Jalan BKR, dan Kantor Bapenda. Situasi ini membuat banyak warga dan pengguna jalan mengeluhkan gangguan terhadap aktivitas harian mereka.

“Hampir setiap wisuda, kemacetan panjang selalu menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Kami sangat keberatan, terutama karena ini mengganggu aktivitas warga dan pengendara,” ungkap Ketua RW 09, Asep Rahmat Firdaus, kepada awak media di depan Kampus Unsil pada Rabu, 20 November 2024.

Asep menjelaskan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat keberatan kepada Unsil pada Senin, 18 November 2024, dengan tembusan kepada berbagai pihak terkait, termasuk Pj Wali Kota Tasikmalaya, Dinas Perhubungan, Polres Tasikmalaya Kota, Koramil, Camat Tawang, dan Lurah Kahuripan.

“Kami meminta agar wisuda dilakukan pada hari libur, seperti Sabtu atau Minggu, atau dipindahkan ke Kampus 2 Unsil di Mugarsari yang memiliki lahan parkir lebih luas. Pelaksanaan di Kampus 1 ini terlalu mengganggu, terutama akses untuk ambulans dan layanan darurat lainnya,” tegas Asep.

Kemacetan juga dikeluhkan oleh pengguna jalan, seperti Dani Haryanto, warga Sindanggalih, yang mengaku perjalanan singkatnya menjadi sangat terganggu.

“Dari stopan BKR ke Bapenda jaraknya hanya beberapa ratus meter, tapi memakan waktu hampir satu jam karena macet. Ini sangat mengganggu,” ujar Dani.

Menanggapi keluhan warga, Gingging Nugraha selaku panitia pelaksana wisuda menyatakan bahwa pihak Unsil telah menerima surat keberatan dari warga. Namun, karena waktu yang terlalu mendadak, pihaknya tidak dapat mengubah jadwal atau lokasi acara.

“Kami sudah menerima surat keberatan, tetapi waktunya terlalu mendadak. Pelaksanaan wisuda ini sudah diputuskan dalam rapat senat, sehingga sulit untuk diubah,” jelas Gingging melalui pesan WhatsApp.

Gingging menambahkan bahwa Unsil telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk mengatur lalu lintas dan menyiapkan petugas parkir. Namun, kemacetan tetap tidak terhindarkan mengingat tingginya volume kendaraan.

“Setiap wisuda memang selalu ada kemacetan. Kami sudah mencoba berdialog dengan RW dan Karang Taruna sebelumnya, tetapi persoalan ini tetap sulit diatasi,” tambahnya.

Pantauan di lokasi menunjukkan antrean kendaraan yang memanjang hingga beberapa kilometer, dengan pengendara harus bersabar menunggu giliran melintas. Warga berharap pihak Unsil bersama pemerintah dapat segera mencari solusi konkret agar masalah ini tidak terus berulang.

“Pelaksanaan wisuda di Kampus 1 ini sangat tidak ideal. Kami mendesak pihak Unsil untuk mempertimbangkan lokasi lain atau memilih jadwal yang lebih tidak mengganggu, seperti akhir pekan,” tambah Asep.

Wisuda, yang seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan bagi para lulusan, kini menjadi sorotan negatif karena dampaknya terhadap masyarakat sekitar. Kolaborasi antara Unsil, pemerintah, dan warga setempat menjadi penting untuk menciptakan harmoni antara kepentingan akademik dan kenyamanan publik.

“Semoga ke depan, solusi terbaik dapat ditemukan agar tradisi akademik ini tetap berjalan lancar tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat sekitar,”pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *