TASIK.TV | Sabtu malam, Ngaos Art menjadi panggung penuh energi dalam gelaran Festival Monolog Lima Menitan. Sebanyak 12 aktor dari berbagai wilayah di Tasikmalaya dan sekitarnya berkompetisi menampilkan keberanian, kreativitas, dan interpretasi artistik hanya dalam lima menit waktu tampil.
Dr. Rahman Sobur, salah satu juri acara, menyebut festival ini sebagai ruang eksplorasi dan penjabaran takdir melalui narasi personal maupun universal.
“Meski setiap monolog hanya berdurasi lima menit, para aktor mampu membangun intensitas cerita yang memukau,” ujar Dr. Sobur.
Senada dengan itu, Rendra Bagus Pamungkas, aktor film sekaligus teaterawan asal Yogyakarta yang juga menjadi juri, menambahkan bahwa festival ini tidak hanya menampilkan teknik akting yang apik, tetapi juga refleksi mendalam tentang kehidupan, perjuangan, dan ironi.
“Penonton disuguhi perjalanan emosional yang mengesankan dari setiap cerita,” katanya.
Baca juga: Mata Air dan Air Mata, Refleksi atas Keadilan Pendidikan
Dari kompetisi ini, Sadraharmony Sendratasik UMTAS berhasil meraih Juara 1. Posisi Juara 2 diraih oleh Turus dari Legion 28, sementara Juara 3 menjadi milik Arianto Rhamadan Age dari Padamel Seni Kampus (PSK). Prestasi mereka menggarisbawahi bakat dan dedikasi para pelaku seni monolog lokal.
Setelah festival monolog berakhir, malam dilanjutkan dengan pementasan drama absurd 4 Sehat 6 Bahagia yang dibawakan oleh aktor-aktor andal dari Ngaos Art.
Drama ini mengangkat kisah humor filosofis yang berpusat pada tokoh-tokoh unik seperti Kido, Yuni, Rika, Lingkar, dan Aldi Hernawan.
Penonton dibuat tergelak dengan dialog tajam dan aksi panggung enerjik, namun sekaligus diajak merenung tentang makna persahabatan, kebijaksanaan, dan pencarian makna hidup.
Wit Jabo, salah satu kreator di balik pementasan ini, menyebutkan bahwa drama tersebut adalah pengingat pentingnya nilai-nilai kehidupan.
“Dialog-dialognya tajam, penuh humor, tapi di dalamnya tersimpan pesan kebijaksanaan,” ujarnya.
Malam itu, Ngaos Art membuktikan bahwa panggung teater lokal memiliki daya magis tersendiri.
“Ini bukan sekadar pertunjukan. Ini adalah perayaan seni dan kehidupan,” ungkap Alfin, manajer program Ngaos Art.
Kehadiran 4 Sehat 6 Bahagia juga berhasil menciptakan atmosfer yang membius penonton, menegaskan bahwa seni teater dapat menjadi jembatan antara aktor dan penonton dalam dialog emosional yang mendalam.
Dengan suksesnya acara ini, Ngaos Art kembali mengukuhkan diri sebagai ruang kreatif bagi para seniman lokal untuk terus berkarya dan berkolaborasi.
Kita tunggu kejutan-kejutan berikutnya dari komunitas seni yang selalu inovatif ini.