News

Lonjakan Kasus HIV di Kalangan Pelajar Tasikmalaya, Edukasi dan Skrining Jadi Kunci Pencegahan

321
×

Lonjakan Kasus HIV di Kalangan Pelajar Tasikmalaya, Edukasi dan Skrining Jadi Kunci Pencegahan

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Kasus infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terdeteksi pada kelompok pelajar berusia 15-19 tahun.

Para pelajar yang terinfeksi saat ini tengah menjalani pengobatan menggunakan terapi antiretroviral (ARV). Penularan ini diketahui terjadi melalui hubungan seksual sesama jenis.

Soni Syarief, pengelola program Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Tasikmalaya, menyampaikan bahwa kasus ini melibatkan pelajar yang terlibat dalam hubungan seksual sesama jenis.

Oleh sebab itu, menurutnya, edukasi mengenai HIV/AIDS perlu lebih digiatkan, terutama di kalangan pelajar.

“Kami telah menjalin kerja sama dengan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat untuk meningkatkan edukasi di sekolah-sekolah. Hal ini sangat penting sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit,” ungkap Soni pada Senin 30 Desember 2024.

Ia juga mengusulkan agar dilakukan pemeriksaan atau skrining rutin terhadap pelajar guna mendeteksi dini kasus HIV/AIDS.

Langkah ini diharapkan dapat mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

“Kami akan memperluas cakupan skrining di kalangan pelajar agar jumlah kasus tidak bertambah. Edukasi mengenai pencegahan penularan penyakit ini juga sangat penting,” tambahnya.

Ketua LBH Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Asep Abul Rofiq, turut menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menangani masalah HIV/AIDS. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk turut aktif dalam upaya edukasi.

“Semua pihak harus berkontribusi dalam edukasi terkait HIV/AIDS agar jumlah kasus dapat diminimalkan. Penting untuk diketahui bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan, pelukan, berbagi alat makan, air liur, penggunaan toilet bersama, atau keringat. Penularan hanya terjadi melalui cairan tubuh seperti darah, air susu ibu, sperma, dan cairan vagina,” jelas Asep.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, menjelaskan bahwa jumlah kasus HIV di wilayah tersebut mengalami peningkatan pada 2024.

Dari hasil skrining terhadap 16.374 individu dengan risiko tinggi, ditemukan 138 kasus positif, di mana tiga di antaranya meninggal sebelum sempat mendapatkan terapi ARV.

“Sejak awal tahun 2024 hingga November, jumlah kasus HIV di Kota Tasikmalaya mencapai 1.330, dengan 248 di antaranya meninggal dunia. Kasus terbanyak berasal dari kelompok lelaki yang melakukan hubungan seksual sesama jenis (LSL), pekerja seks komersial (PSK), wanita hamil, serta penderita tuberkulosis (TBC) dan sifilis,” papar Uus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *