TASIK.TV | Beberapa sapi milik peternak di Desa Cikawungading, Cipanas, Ciheras, dan Kertasari, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dilaporkan mati setelah terkena penyakit mulut dan kuku (PMK). Penyakit ini menyebabkan kerugian besar bagi para peternak.
Camat Cipatujah, Memet Nuryadin, menyampaikan bahwa sejumlah peternak di wilayahnya telah melaporkan kasus PMK yang berdampak pada kesehatan ternak mereka. Banyak sapi yang kehilangan nafsu makan, dan sebagian akhirnya mati karena tidak tertolong. Untuk menangani situasi ini, tim dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan segera turun tangan memberikan bantuan.
“Kami menerima laporan dari para peternak di beberapa desa seperti Cikawungading, Cipanas, Ciheras, dan Kertasari terkait wabah PMK yang menyerang sapi-sapi mereka. Akibatnya, beberapa hewan ternak mati, sementara yang lain tidak mau makan,” ungkapnya pada Kamis, 2 Januari 2025.
Memet menambahkan, wabah ini membuat beberapa peternak memutuskan untuk menyembelih ternak yang masih hidup, sementara sebagian lainnya mencoba menjual ternak dengan harga lebih rendah. Beberapa peternak juga berupaya melakukan penanganan medis pada ternak yang sakit dengan bantuan petugas dari UPTD Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya.
“PMK adalah penyakit menular yang menyerang sapi, kerbau, domba, dan kambing, disebabkan oleh virus. Gejala yang muncul meliputi produksi air liur berlebihan (hipersalivasi), lepuhan di mulut, serta luka pada kuku. Petugas telah melakukan berbagai tindakan untuk menangani kasus ini,” jelas Memet.
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya peternak, untuk meningkatkan kewaspadaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi vaksinasi pada ternak yang masih sehat, pemberian pakan berkualitas untuk memperkuat daya tahan tubuh ternak, serta pengobatan pada hewan yang telah terinfeksi. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan penyebaran virus juga menjadi fokus utama.
“Kami meminta warga yang menemukan gejala PMK pada ternaknya untuk segera melapor ke UPT Puskeswan atau bidang kesehatan hewan setempat. Saat ini, semua kasus yang telah dilaporkan sedang dalam penanganan. Kami juga berharap para peternak lebih proaktif melapor agar petugas dapat memberikan vaksinasi dan perawatan pada ternak yang sakit,” tutupnya.