News

Tokoh Kebudayaan Tasikmalaya Kecewa dengan Ketidakhadiran Sekda dalam Pertemuan yang Telah Dijadwalkan

713
×

Tokoh Kebudayaan Tasikmalaya Kecewa dengan Ketidakhadiran Sekda dalam Pertemuan yang Telah Dijadwalkan

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Pertemuan yang telah diagendakan antara Tokoh Masyarakat H. Nanang Nurjamil dan Ketua Yayasan Gapura Budaya Nusantara, Ki Sanca, dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Asep Gafarulloh, pada Kamis, 9 Desember 2025, berakhir dengan kekecewaan.

Keduanya menyatakan ketidakpuasan terhadap ketidakhadiran Sekda dalam pertemuan yang direncanakan pukul 13.00 WIB di ruang kerjanya.

H. Nanang Nurjamil dan Ki Sanca hadir tepat waktu untuk membahas tindak lanjut hasil audiensi sebelumnya dengan Pj. Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowasyah.

Salah satu agenda utama yang ingin disampaikan adalah usulan pembentukan Dewan Kebudayaan serta rencana pendirian Museum Sejarah Sukapura di Pendopo Lama.

“Kami sudah menunggu sejak pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, tetapi Pak Sekda tidak kunjung hadir. Padahal, agenda ini sangat penting untuk membahas keberlanjutan kebudayaan di Kota Tasikmalaya,” ujar H. Nanang Nurjamil.

Ia menambahkan bahwa pertemuan tersebut juga merupakan tindak lanjut dari surat laporan kegiatan Ngabako Sa Amparan Ngaringkid yang telah dilayangkan Yayasan Gapura Nusantara pada 6 Desember 2025.

Baca juga: Ngabako Sa Amparan ke-25 Hadir dengan Nuansa Berbeda, Kadis Disporabudpar Soroti Pemanfaatan Aset Kota

Ki Sanca, Ketua Yayasan Gapura Nusantara, juga menyampaikan rasa kecewanya.

“Kami tiba di Bale Kota Tasikmalaya sejak pukul 12.30 WIB untuk memastikan tidak terlambat. Namun, hingga dua jam berlalu, Pak Sekda tidak memberikan kepastian. Ini sangat mengecewakan, terutama karena kebudayaan adalah hal yang kami perjuangkan agar mendapatkan perhatian lebih di Tasikmalaya,” tegas Ki Sanca.

Menurut Ki Sanca, ketidakhadiran Sekda tanpa pemberitahuan mencerminkan kurangnya penghargaan terhadap para penggiat kebudayaan. Ia juga memperingatkan agar pemerintah daerah lebih serius dalam menanggapi isu-isu kebudayaan.

“Jika kebudayaan tidak dihargai, kami akan mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk melakukan aksi di Bale Kota,” ancamnya.

H. Nanang Nurjamil menambahkan bahwa pihaknya memahami kesibukan Sekda, tetapi berharap ada pemberitahuan jika pertemuan tidak dapat terlaksana.

“Kami meminta agar pejabat pemerintah tidak terlalu mengutamakan acara seremonial sementara mengabaikan kepentingan masyarakat. Jika ini terus berlanjut, kami tidak akan segan untuk mengajak masyarakat datang berbondong-bondong menuntut perhatian lebih terhadap kebudayaan,” pungkasnya.(Ryan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *