News

Fenomena Buih Busa di Tasikmalaya, DLH Lakukan Investigasi

185
×

Fenomena Buih Busa di Tasikmalaya, DLH Lakukan Investigasi

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya mulai menyelidiki fenomena buih busa yang muncul di Kampung Cipicung, Kelurahan Tugujaya, setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada Kamis, 27 Februari 2025.

Untuk mencari tahu penyebabnya, Tim Pengawas DLH turun langsung ke lokasi pada Jumat pagi, 28 Februari 2025, serta mendatangi sebuah pabrik di Jalan SL Tobing, yang diduga memiliki keterkaitan dengan fenomena tersebut.

DLH Terima Laporan Warga

Pengawas Lingkungan Hidup, Apep Arief Rahman, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima aduan dari masyarakat mengenai buih busa yang menyebar ke pemukiman warga.

“Kami telah berbicara dengan beberapa warga yang membenarkan kejadian tersebut, sebagaimana yang terlihat dalam video yang kini beredar luas. Dari hasil wawancara, muncul dugaan bahwa buih tersebut berasal dari salah satu pabrik sabun di Kota Tasikmalaya,” ujar Apep.

Namun demikian, hingga saat ini DLH belum dapat memastikan apakah pabrik tersebut benar-benar menjadi sumber pencemaran.

“Kami mendatangi pabrik yang diduga terkait, namun saat kami tiba, pabrik tersebut tidak beroperasi. Oleh karena itu, kami masih memerlukan investigasi lebih lanjut sebelum menarik kesimpulan,” jelasnya.

Investigasi Lebih Lanjut

DLH berencana untuk memanggil pihak perusahaan pada Senin mendatang, guna melakukan klarifikasi lebih lanjut terkait kemungkinan pencemaran lingkungan.

“Kami akan meminta data dan keterangan tambahan dari pihak perusahaan untuk memastikan apakah ada aktivitas tertentu yang berpotensi menyebabkan buih busa tersebut muncul,” tambahnya.

Selain itu, DLH juga telah mengumpulkan sampel buih busa yang menyebar di pemukiman warga. Namun, Apep menekankan bahwa sampel tersebut masih perlu dianalisis secara mendalam.

“Sampel ini baru diserahkan ke laboratorium pagi tadi, setelah diambil pada malam kejadian. Namun, kami belum bisa memastikan apakah ada perubahan sifat sampel selama jeda waktu tersebut,” ungkapnya.

Perlu Kajian Mendalam

Dari hasil pemantauan awal, jarak antara lokasi pabrik dengan area terdampak diperkirakan sekitar 1 kilometer. Namun, DLH masih harus melakukan kajian lebih lanjut untuk memastikan apakah faktor lain seperti arah angin pada hari kejadian turut berperan dalam penyebaran buih busa.

“Berdasarkan keterangan warga, buih ini memiliki tekstur dan aroma yang menyerupai sabun deterjen. Namun, kami tetap harus melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil kesimpulan resmi,” pungkas Apep.

Saat ini, DLH terus mengumpulkan bukti dan akan melakukan evaluasi lebih lanjut guna memastikan apakah fenomena buih busa ini benar-benar disebabkan oleh aktivitas industri, atau ada faktor lain yang turut berkontribusi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *