Ahmad Syaikhu Blusukan ke Cibolang, Serap Aspirasi Warga dan Harapan Perbaikan Rumah Tak Layak Huni

Ahmad Syaikhu Blusukan ke Cibolang, Serap Aspirasi Warga dan Harapan Perbaikan Rumah Tak Layak Huni

TASIK.TV | Calon Gubernur Jawa Barat dengan nomor urut 3, Ahmad Syaikhu, melakukan kunjungan langsung ke Kampung Cibolang, RT 04/09, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Dalam kegiatan ini, calon gubernur yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera tersebut mendengarkan keluhan warga serta membagikan bantuan berupa telur dan roti.

Ahmad Syaikhu juga mengunjungi rumah Umi, seorang warga berusia 68 tahun, yang tinggal di tempat tinggal yang tidak layak huni. Syaikhu merasa prihatin dan berharap agar rumah Umi mendapatkan bantuan renovasi.

"Saya melihat beberapa rumah di sini kondisinya sudah tidak layak huni. Tentu kita bisa membayangkan bagaimana Bu Umi tinggal di rumah seperti ini, selalu merasa khawatir karena rumahnya tidak layak untuk dihuni. Jika ada bantuan dari pemerintah, mungkin kondisinya bisa menjadi lebih baik," ujar Syaikhu.

Ia menambahkan bahwa terdapat sejumlah program yang dapat digunakan untuk memperbaiki rumah Umi, seperti program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian PUPR.

"Rumah seperti ini sudah sepatutnya menerima program Rutilahu atau BSPS dari Kementerian PUPR. Ini merupakan bentuk bantuan pemerintah yang perlu segera direalisasikan. Saya kira jika tidak bisa sepenuhnya ditangani oleh pemerintah daerah, hal ini bisa diwujudkan melalui kolaborasi bersama," jelas Syaikhu.

Di sisi lain, Umi mengungkapkan kepada Syaikhu bahwa beberapa bagian rumahnya sering mengalami kebocoran saat hujan lebat. Namun, sebagai seorang janda, ia tidak memiliki dana untuk merenovasi rumahnya.

"Ini rumah peninggalan almarhum suami. Sekarang cuma saya yang tinggal di sini. Kalau hujan, biasanya bocor dan harus ditadah dengan baskom. Kadang-kadang juga tikus dan binatang lain masuk dari bawah," kata Umi.

Umi tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia hanya mengandalkan upah dari tetangga yang memintanya membantu membersihkan kebun.

"Ya, palingan bersih-bersih kebun saja. Kalau tidak ada pekerjaan lain, ya tidak bekerja. Sehari-hari paling dibayar Rp40 ribu, itu pun hanya untuk empat hari dalam sebulan," ujar Umi dengan mata berkaca-kaca.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, terkadang ia mendapatkan bantuan dari anak-anaknya atau tetangga. Mereka memberikan bahan makanan atau masakan yang bisa langsung dimakan.

"Tadi anak saya datang, tanya apakah saya punya beras atau uang. Kalau beras masih ada, baru saja beli 5 kilogram. Tapi kalau uang, sudah habis," tutur Umi.

Umi berharap rumahnya dapat direnovasi. Ia ingin bisa tinggal di tempat yang lebih layak, tanpa khawatir bocor saat hujan, tak terpapar angin dingin di malam hari, dan tidak panas saat siang.

"Mudah-mudahan rumah ini bisa direnovasi, tapi saya tidak tahu harus dapat uang dari mana, untuk makan sehari-hari saja sudah pas-pasan, bahkan kadang tidak ada," ucap Umi penuh harap.