News

Demam Berdarah Mewabah di Tasikmalaya, Sudah 198 Kasus Sejak Awal Tahun

148
×

Demam Berdarah Mewabah di Tasikmalaya, Sudah 198 Kasus Sejak Awal Tahun

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Tasikmalaya, Jawa Barat, terus meningkat sejak awal tahun 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dari Januari hingga Maret 2025, telah tercatat 198 kasus DBD. Peningkatan ini dipicu oleh musim hujan yang masih berlangsung, yang mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Dari jumlah tersebut, tujuh pasien harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, sementara lainnya berangsur-angsur pulih.

Sebaran Kasus DBD Berdasarkan Usia

Menurut Asep Hendra, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, peningkatan kasus DBD terjadi di berbagai kelompok usia.

Sebaran kasus berdasarkan rentang usia:
👶 0-5 tahun: 45 kasus
👦 6-12 tahun: 59 kasus
👨‍🎓 13-18 tahun: 21 kasus
👨‍💼 19-30 tahun: 31 kasus
🧑‍🏭 31-50 tahun: 32 kasus
👴 Di atas 50 tahun: 10 kasus

Meski jumlah kasusnya cukup tinggi, tidak ada laporan pasien meninggal dunia akibat DBD.

Upaya Penanganan dan Imbauan Dinkes

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya terus melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan penyebaran DBD. Petugas kesehatan saat ini fokus merawat pasien anak-anak, remaja, hingga orang dewasa yang terkena infeksi.

Sebagian besar pasien yang membutuhkan perawatan dirujuk ke RSUD Dr. Soekardjo dan rumah sakit swasta lainnya. Namun, jumlah pasien rawat inap berpotensi meningkat jika masyarakat tidak meningkatkan kebersihan lingkungan.

Untuk mencegah penyebaran DBD lebih lanjut, Dinkes mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan gerakan 3M:
🔹 Menguras tempat penampungan air
🔹 Menutup wadah air yang bisa menjadi sarang nyamuk
🔹 Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air

Selain itu, Dinkes juga meminta masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungan, terutama di tempat-tempat yang sering menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk, seperti:
✅ Dispenser air
✅ Gantungan pakaian
✅ Lubang pagar bambu

“Kami menemukan banyak jentik nyamuk di dalam rumah, termasuk di dispenser, lubang pagar, dan area lembap lainnya. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih waspada dan rajin membersihkan lingkungan,” ujar Asep.

Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan

Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani peningkatan kasus DBD. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan ikut berperan dalam program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) untuk memberantas sarang nyamuk secara berkelanjutan.

Pada tahun 2025, jumlah kasus DBD yang tercatat terdiri dari 93 laki-laki dan 105 perempuan. Dinas Kesehatan berkomitmen untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dan menekan angka penyebaran DBD.

“Kami meminta agar sekolah, kantor, dan lingkungan masyarakat aktif dalam menjaga kebersihan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin. Hal ini penting agar kasus DBD tidak terus meningkat sepanjang tahun,” pungkas Asep.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan DBD, diharapkan angka kasus dapat ditekan dan tidak semakin bertambah di bulan-bulan mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *