Di Balik Senyuman Eyang, Tantangan dan Harapan di Yayasan Daarul Ihsan

Di Balik Senyuman Eyang, Tantangan dan Harapan di Yayasan Daarul Ihsan
Pemimpin Yayasan Daarul Ihsan, H. Suparman, yang akrab disapa Eyang, sebuah Panti Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba di Kota Tasikmalaya

TASIK.TV | Di balik senyuman H. Suparman, yang akrab disapa Eyang, tersembunyi beban berat yang dipikulnya sebagai pemimpin Yayasan Daarul Ihsan, sebuah Panti Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba di Kota Tasikmalaya yang menjadi rumah bagi ratusan jiwa.

Yayasan ini terletak di Kampung Cibeureum 2, Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. 

Eyang mengungkapkan bahwa yayasan tersebut saat ini menampung 280 orang, dengan rincian 80 perempuan dan sekitar 200 laki-laki. 

"Ini belum termasuk yang berada di dua tempat lainnya, totalnya ada sekitar 800 orang di bawah naungan saya," jelas Eyang saat ditemui, Kamis, 25 Juli 2024.

Eyang setiap hari berjuang memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk makanan dan perawatan kesehatan. Di balik tembok Yayasan Daarul Ihsan, kisah-kisah perjuangan melawan keterbatasan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik menjadi nyata.

Namun, Eyang juga menyoroti berbagai kendala yang dihadapi yayasan tersebut. Salah satu yang paling mendesak adalah kebutuhan pangan. 

"Setiap hari, kami menghabiskan satu kuintal beras untuk kebutuhan di sini, belum termasuk lauk-pauknya. Jika dihitung secara keseluruhan, kami membutuhkan sekitar tiga kuintal beras per hari untuk seluruh yayasan," katanya. 

Baca Juga: Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Hadirkan ‘Coffee Morning Religius #CMR’ dengan Tema Sholat Khusyuk

Dalam sebulan, kebutuhan beras bisa mencapai satu ton, belum termasuk kebutuhan lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, yayasan menggunakan sistem subsidi silang, dengan menerima sumbangan dari para jamaah dan konsultan yang datang dari berbagai kota.

Selain masalah pangan, Eyang juga menyoroti kebutuhan obat-obatan yang sangat mendesak. "Kami sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah untuk obat-obatan seperti obat gatal, vitamin, dan obat lainnya. Saat ini, belum ada bantuan yang datang terkait hal ini," ungkapnya. 

"Untuk berobat ke Puskesmas saja kita bayar, Rp5.000 per orang, lainnya halnya saat dr Budi bertugas di Puskesmas Sukalaksana. Ia sering dan aktif menangani ODGJ yang ada di yayasan ini," tuturnya.

Eyang juga menyoroti peran dokter Budi yang sebelumnya sering membantu di yayasan sebelum pindah tugas, dan berharap adanya dukungan lebih lanjut dari pihak terkait serta para dermawan untuk membantu yayasan tersebut.

Ia berharap semoga lebih banyak hati yang tergerak untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan di Yayasan Daarul Ihsan. 

Menurutnya, setiap dukungan sangat berarti dalam upaya guna memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka.

"Kami dan tim terus berjuang, mengubah keterbatasan menjadi kekuatan dan memberikan secercah harapan bagi mereka yang terpinggirkan," pungkasnya. (Ryan Cardio)