Eksplorasi Gua Liang Boeh, Mapala Halmahera Ungkap Potensi Wisata Tasikmalaya

Eksplorasi Gua Liang Boeh, Mapala Halmahera Ungkap Potensi Wisata Tasikmalaya

TASIK.TV | Sebanyak 13 mahasiswa dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Halmahera, Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Terpadu Nurul Fikri Depok, melakukan ekspedisi penelusuran dan pemetaan Gua Liang Boeh di Desa Parung, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya. Ekspedisi ini berlangsung selama dua pekan, dari 22 Juli hingga 3 Agustus 2024.

Kepala Divisi Caving Mapala Halmahera, Insiatun Aulia, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program tahunan mereka.

"Penelusuran dan pemetaan diikuti oleh 13 orang, terdiri dari sembilan anggota muda dan enam mahasiswa pendamping," ujarnya pada Kamis 25 Juli 2024.

Insiatun menambahkan, kegiatan serupa juga dilakukan di kota lain di Jawa Barat, seperti Kabupaten Bogor. Gua Liang Boeh dipilih karena memiliki ornamen gua yang menarik serta jalur vertikal dan horizontal yang bervariasi, dengan ketinggian 15 meter yang cocok untuk melatih teknik SRT (Single Rope Technique).

Pemetaan yang dilakukan akan diserahkan kepada pemerintah Desa Parung.

"Hasil pemetaan ini bermanfaat untuk konservasi dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambah Insiatun.

Baca juga: Anniversary ke-11 KPGBS Indonesia

Sekretaris Jenderal Tasikmalaya Caving Community (TCC), Rudiyana, menekankan bahwa Tasikmalaya merupakan kawasan karst dengan ratusan gua yang tersebar, sekitar 400 di antaranya sudah dipetakan, sebagian besar berada di wilayah selatan.

Ekspedisi ini bertujuan mengeksplorasi dan memetakan gua serta menggali potensi wisata alam di daerah tersebut. Teknik SRT digunakan untuk meniti tali tunggal dalam kondisi gua vertikal seperti di Gua Liang Boeh.

"Dengan pemetaan yang akurat, pemerintah desa dapat merencanakan langkah konservasi dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan," kata Insiatun.

Tasikmalaya dikenal sebagai surga bagi para penelusur gua dengan ratusan gua yang tersebar.

 "Tasikmalaya memiliki potensi besar dalam pariwisata gua, dan dengan pemetaan yang tepat, kita dapat mengelolanya dengan lebih baik," jelas Rudiyana.

Ekspedisi ini diharapkan dapat menarik perhatian lebih terhadap pelestarian gua dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

"Kami berharap kegiatan ini terus dilakukan, tidak hanya oleh Mapala Halmahera, tetapi juga oleh komunitas lain yang peduli terhadap alam," tutup Insiatun.

Insiatun berharap ekspedisi ini menunjukkan bahwa penelusuran dan pemetaan gua bukan hanya petualangan, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pelestarian alam dan pengembangan potensi lokal.

"Dengan semangat dan dedikasi dari masyarakat, rekan mapala di Tasikmalaya, dan Mapala Halmahera, diharapkan semakin banyak gua yang dapat dipetakan dan dilestarikan di masa mendatang," pungkasnya.