Gantungkan Cita-Cita Setinggi Langit, Kolaborasi Penuh Makna dalam Persembahan Teater Modern

Gantungkan Cita-Cita Setinggi Langit, Kolaborasi Penuh Makna dalam Persembahan Teater Modern

TASIK.TV | "Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang." Kata-kata Bung Karno ini masih tetap relevan hingga hari ini. Namun, kita seringkali merasakan bahwa cita-cita kita semakin terpuruk, bahkan hanya sebatas di alis, seperti yang terjadi pada peristiwa 27-28 Desember di studio Ngaosart. Dalam sebuah panggung ujian akhir semester, Sendratasik UMTAS bekerja sama dengan Ngaos Art dan kelas keaktoran menghadirkan momen yang luar biasa.

“Aktor sombong itu akan hancur” 13 aktor dengan sutradara muda berlomba lelah dan gelisah yang ditumpah ruahkan dalam panggung dengan berbagai genre, belajar dari kasus semalam tentang aktor yang  memegang peran penting dalam teater modern. Kata modern disini dengan adanya teks atau naskah, karena perbedaan utama antara aktor dalam teater modem dan dalam teater tradisional terletak pada pertanggungjawabannya atas naskah atau teks yang menjadi sumber pementasan.

Dalam teater tradisional, pertanggungjawaban aktor terhadap naskah tidak begitu ketat bahkan boleh dikatakan sangat longgar, sementara dalam teater modern sangat ketat. Hal ini disebabkan oleh adanya tuntutan yang berat bagi seorang aktor teater modern,tapi AB Asmarandana sebagai penulis naskah membebaskan para sutradara dan aktornya untuk mengembangkan naskahnya, hingga lahirlah Agus yang dibuat Ikhsan Trijulian dengan sanagta romantism diantara sepatu dan mawar merah ada harapan dan cita cita memindahkan alis mata ke panggung.

Ada gunawan dengan boneka dan mimbar yang sukar membedakan biru langit dan biru samudera, rosa dan via diantaranya mengambang tidak di udara. Ada aulia  yang membuat Levani menari india di afrika, Kahfi yang kesulitan bernafas karena nurul di luar sementara di dalam Airesa bermain tepung berharap boikot ayam terus di dengungkan, Ikok yang merasa terjajah dengan make up, hingga aktornya keberatan membawa alat rias, Irna Panjalu yang disulap kido menjadi badut yang sumbang yakin kesalahan adalah sumber bahagia.  ,

Yuni KT mengikat aktor dikursi dan membiarkan penonton membaca punggung aktor berbicara “ berbicara itu melihat karena kalau merem itu mendesah” begitu kira kira penggalan teks yang keluar dari mulut Nova Puspita aktor Yuni KT.

Arianto Ramadhan andalan Iki Tusca memamah teks menjadi sangat terbuka hingga kemungkinan kemungkinan lain masuk dan cerewet, bernyanyi dan menari hingga melorot kostumnya dengan harapan bahwa cita cita tidak hanya di alis, tapi juga di kaki.

Sutrada dan aktor kompak malam itu sadar posisinya hingga kawan kawan sendratasik kelas keaktoran sadar kemampuan menempatkan dirinya pada tokoh yang diperaninya dan kemampuan mengomunikasikan apa yang dipahaminya itu melalui permainannya di panggung.

Bang Dedi siregar yang menonton dari awal hingga akhir mengakatan bahwa seorang aktor memang harus rajin berlatih manual, vokal, ekspresi, gesture, dan interpretasi naskah dan senantiasa mengikuti perkembangan teater.

"ini yang agak luput dari kita, angin bergerak kemana kita kemana," ucapnya.

Di dalam kelas keaktoran diingatkan dengan metode akting Stanislavsky adalah serangkaian teknik pelatihan yang dirancang untuk membantu aktor menciptakan karakter yang dapat dipercaya dan mengembangkan penampilan alami yang menampilkan kehidupan batin seorang tokoh, bukan keagungannya,

"Beberapa sutradara mampu mengejawantahkannya beberapa luput dan lasut, Keajaiban “Jika” Ini mungkin konsep Stanislavsky yang paling terkenal," ujarnya.

Dia tidak percaya bahwa akan bermanfaat bagi seorang aktor untuk benar-benar percaya bahwa peristiwa yang dipentaskan adalah kenyataan. Sebaliknya, ia mengajari para aktor untuk menempatkan diri mereka pada posisi karakter dan mempertimbangkan apa yang akan mereka lakukan jika berada dalam situasi karakter tersebut.

Keajaibannya membuat motivasi karakter sama dengan motivasi aktor. Yang terjadi dalam sekali dayung dua tiga pulau semakin jauh karena para sutradara jadi aktor, hanya memindahkan keinginnnya, meminjam tubuh aktor untuk bergerak, padahal selain “as if” ada juga mengingat Keadaan.

Ini semua adalah karakter spesifik, fakta apa pun yang dapat kita peroleh dari naskah. Keadaan tertentu mencakup segala sesuatu mulai dari latar belakang karakter hingga waktu dan tempat cerita serta struktur dunia pementasan.

Keadaan tertentu sangat penting karena menentukan tindakan apa yang mungkin dilakukan oleh seorang karakter. Aktor bukan mesin bukan boneka bukan petugas panggung.  Sutradara harus 3 langkah di depan aktor karena ada Super-objektif yang adalah motivasi utama karakter dalam drama.

Inilah tulang punggung karakter, hal yang mereka inginkan lebih dari apapun di dunia. Semua tujuan dan tindakan aktor di atas panggung harus berhubungan dengan tujuan super ini. 

Karena pada dasarnya, tujuan adalah jawaban atas pertanyaan, “Apa yang diinginkan karakter?” Jawaban terbaik untuk pertanyaan itu melibatkan tindakan yang dapat dimainkan. Seperti yang ditulis Stanislavsky, “Setiap tujuan harus mengandung benih tindakan.” Belum yang mewujud, tindakan Fisik bahwa aktor harus membangun perilaku karakter melalui tindakan yang spesifik, konkrit, dan dapat dilakukan.

Tindakan terbaik dapat dicapai di atas panggung, dalam dunia drama. Beberapa aktor dengan karakternya masing masing di tangan sutradara yang juga beragam maunya hingga atmosfir kompetisi terjaga untuk terus berjalan kearah kolaborasi malam itu, “ karena saya aktor , tangan penulis, lidah sutradara sudah kulipat, kujadikan senjata dan tameng melawan kesombongan, Aksi yang dapat dipercaya dalam sebuah drama harus ditujukan kepada aktor lain di atas panggung, bukan kepada penonton.

"Ketika para aktor berkomunikasi satu sama lain melalui tindakan mereka, pertunjukan tersebut menangkap lebih banyak kebenaran kemanusiaan daripada memainkan aksi kepada penonton, kita masih rancu membedakan mana monolog, one man play, one man show, story teling, ini tugas para pengampu teater," kata Dodoy yang juga sutradara dengan predikat kandidat terpuruk, Ajo sebagai aktornya mengamini dan bangga disutradarai oleh Aldi Herniawan. 

Lain lagi ucap alfin yang menggarap gadis aktor dimana pendekan yang dipakai adalah memori emosional mendorong aktor nya Izma untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengamati reaksi emosional dalam kehidupan sehari-hari.

"Kenangan emosional yang dikembangkan di luar panggung memberi aktor perasaan kuat yang dapat diambil ketika karakternya mengalami emosi serupa di atas panggung,ingatan emosi itu kunci saya untuk garapan kali ini," ucap Alfin.

Berbeda dengan Iki Tusca, Rika Mustika (Ikok), yang teguh bahwa subteks adalah makna dibalik kata-kata pada halaman. Untuk menentukan subteks, aktor harus memiliki imajinasi yang kaya untuk menentukan mengapa karakternya mengatakan atau melakukan sesuatu dalam drama tersebut. Subteks mendorong kinerja sebuah drama.

“Penonton datang ke teater untuk mendengarkan subteksnya, mereka bisa membaca teks tersebut di rumah, tapi apapun ketika geliat karya terus menerus dibicarakan dan dilakukan, bukankah itu yang kita inginkan buy ? ah gantungkan cita-citamu setinggi langit, dan bermimpilah," ucapnya.