Kisah Payung Geulis, Tradisi Tua yang Berjuang untuk Bersinar di Dunia Global

Kisah Payung Geulis, Tradisi Tua yang Berjuang untuk Bersinar di Dunia Global
Ibu Iroh, pengrajin Payung Geulis

TASIK.TV | Kawasan Wisata Tematik di Gang Wisata Payung Geulis, Kelurahan Panyingkiran, kini menjadi sorotan hangat baik dari pejabat maupun masyarakat. 

Saat memasuki gang wisata ini, pengunjung pertama kali akan disambut oleh gapura payung kuncup yang ikonik. Semakin dalam melangkah, terlihat payung tradisional Geulis yang sedang dijemur, menambah nuansa tradisional tempat ini.

Namun, suasana di sini tampak sepi, hanya beberapa pengrajin tua, termasuk Ibu Iroh yang berusia lebih dari 60 tahun, tampak tekun melukis payung. 

Ibu Iroh, yang memulai hobinya sejak duduk di bangku kelas 3 SD, menunjukkan keterampilan luar biasa di atas kanvas payung.

Sementara, Yayat Sudrajat, seorang pengrajin Payung Geulis Mandiri yang ditemui Tasik TV di tempat kerjanya, mengungkapkan harapannya. 

“Kami sangat berharap kunjungan ketua TP PKK baru-baru ini bisa membawa perubahan signifikan. Kami ingin payung Geulis tidak hanya dikenal di pasar lokal, tapi juga mendunia. Tentu saja, ini bukan pekerjaan mudah. Kami memerlukan dukungan dari pemerintah untuk menjembatani kami menuju pasar internasional,” ujar Yayat.

Namun, Yayat juga mencatat beberapa kendala, yakni SDM. Menurutnya, para pelukis payung Geulis saat ini adalah generasi tua, dan belum ada regenerasi yang memadai. 

"Jika generasi ini tidak digantikan, kami khawatir payung Geulis hanya akan menjadi cerita. Selain itu, kami juga menghadapi tantangan dalam promosi, pemasaran, dan permodalan," ujarnya. 

Ia berharap pemerintah dapat lebih serius memperhatikan kelestarian payung tradisional ini sehingga payung Geulis menjadi kebanggaan daerah Kota Tasikmalaya. 

"Bukan hanya ikut pameran di luar daerah saja, tapi juga menarik wisatawan luar kota ke Tasikmalaya untuk melihat dan membeli produk kami,” pungkas Yayat. (Ryan Cardio)