TASIK.TV | Nama Desa Sundakerta menyimpan makna filosofis yang dalam. Secara harfiah, Sundakerta berarti wilayah yang memperoleh kesuburan serta kemakmuran dari sumber-sumber air, dengan tujuan membawa kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Lebih jauh, kata Sundakerta juga dipahami sebagai simbol hak asasi setiap orang Sunda untuk memperoleh kedudukan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Makna itu sejalan dengan semangat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
UMKM merujuk pada usaha ekonomi produktif yang dikelola perorangan maupun badan usaha sesuai kriteria Undang-Undang.
Namun, banyak potensi dari kekayaan alam maupun karya individu yang belum sepenuhnya berkembang.
Hambatan utama yang dihadapi antara lain keterbatasan kemasan produk, minimnya branding, serta ketiadaan legalitas. Kondisi ini membuat strategi pemasaran menjadi kunci agar UMKM dapat bersaing, terutama di era digital.
Baca juga: FGD Optimalisasi Pentahelix Digelar, UMKM Tasikmalaya Diharap Makin Tangguh
Saat ini, ada lima saluran komunikasi yang dianggap relevan: aktivitas di media sosial, hubungan masyarakat (public relation), pameran (exhibition), kampanye digital, serta personal branding.
Menurut Agis Ikbal Nurzamil, mahasiswa KKN-PM (Pemberdayaan Masyarakat) Universitas Cipasung (UNCIP) 2025, setiap usaha harus diawali dengan visi, misi, dan tujuan yang jelas.
“Kamu juga harus menentukan target konsumen yang relevan dengan jenis usaha yang ditekuni. Proses itu bagian dari pengembangan bisnis,” ujarnya.
Agis menambahkan, pengembangan bisnis bukan sekadar menjalankan usaha, tetapi juga mencakup identifikasi peluang, perencanaan strategis, serta penyelesaian masalah secara solutif.
Implementasi langkah tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan kreatif, inovatif, dan berorientasi pada kebutuhan pasar.