Kondisi Kawasan Penataan Permukiman di Tasikmalaya Rusak, Warga Soroti Kualitas Pembangunan
TASK.TV | Program penataan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Panyingkiran dan Kelurahan Cipedes, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, yang dilaksanakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat pada tahun 2021, kini memunculkan keluhan dari warga setempat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diketahui telah mendukung proyek ini melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya dalam upaya mengubah kawasan kumuh menjadi lebih layak huni.
Namun, kondisi bantaran sungai di sebelah kanan jembatan yang difungsikan sebagai jalur jogging dan rekreasi sepanjang aliran Sungai Ciloseh, dilaporkan mengalami kerusakan parah.
Lantai jalur tersebut ambruk ke dalam dan dinding penahan longsor tampak mulai mengalami keretakan serta rongga yang mengkhawatirkan.
Sejumlah warga, termasuk Ketua RW setempat, mengungkapkan keprihatinannya saat ditemui pada Selasa (24/9/2024).
“Pembangunan penataan kawasan kumuh ini awalnya dilaksanakan sejak tahun 2018 hingga 2019 dan dilanjutkan pada tahun 2020. Proyek selesai tahun 2021 lalu. Namun, sangat disayangkan, kualitas pembangunannya terlihat terburu-buru. Yang lebih penting adalah pemeliharaan setelah pembangunan, agar kawasan ini tetap terjaga,” ungkap salah satu narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Ketua RW di kawasan tersebut juga mengkonfirmasi dugaan bahwa proyek ini dilakukan dengan terburu-buru.
"Setahu saya, pembangunan dan penataan kawasan ini adalah bagian dari Program KOTAKU, dengan anggaran sekitar Rp6 miliar dari APBN TA 2021. Apalagi sekarang akan ada penilaian Adipura. Kami sangat khawatir, terutama jika pengunjung yang datang untuk jogging atau berolahraga di jalur ini mengalami kecelakaan akibat kerusakan jalan," ujarnya.
Warga berharap dinas terkait dapat segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kerusakan sebelum terjadi musibah.
“Pembangunan tembok penahan tebing di bantaran sungai seharusnya dibuat kokoh, apalagi kawasan ini ditujukan untuk menjadi destinasi wisata air. Kami tidak ingin longsor terjadi lagi untuk kedua kalinya. Kami berharap Dinas PUPR Kota Tasikmalaya dapat berkoordinasi dengan pihak yang memberikan anggaran untuk segera melakukan perbaikan,” tambah seorang warga.
Kekhawatiran akan rusaknya fasilitas umum ini semakin meningkat seiring rencana penilaian Adipura yang akan datang, di mana kebersihan dan tata kelola lingkungan menjadi fokus utama. Dinas terkait diharapkan segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah kerusakan yang lebih parah dan menjamin keselamatan pengunjung di kawasan tersebut.(Ryan Cardio)