Kuliah Dosen Tamu Sendratasik FKIP Universitas Muhammadiyah Bahas Tarian Tradisional dan Kontemporer

Kuliah Dosen Tamu Sendratasik FKIP Universitas Muhammadiyah Bahas Tarian Tradisional dan Kontemporer

TASIK.TV | Program Studi Seni, Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah mengadakan acara Kuliah Dosen Tamu di Studio Ngaos Art Pada tanggal 12-13 Oktober 2024,

Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan FKIP, Dr. Fahmi, M.Sp., didampingi oleh Ketua Program Studi Sendratasik, kandidat doktor Wan Ridawan, M.Pd., serta dosen pengampu, Arni Apriani, M.Pd.

Dengan tema "Matahari Menari," acara ini menghadirkan workshop tentang tari tradisional Inang dan Zapin. Dua narasumber yang diundang adalah Rithaudin Abdul Kadir, Vice President My Dance Alliance Malaysia, dan Galih Mahara, seniman tari asal Bandung. Kedua narasumber ini berbagi pengalaman dan wawasan tentang filosofi mendalam di balik tarian tradisional tersebut yang masih relevan dengan kehidupan modern.

Tari Inang dan Zapin: Simbol Kebersamaan dan Spiritualitas

Dalam pemaparannya, Rithaudin Abdul Kadir menjelaskan bahwa Tari Inang adalah bentuk tarian yang mencerminkan keceriaan dan kebersamaan dalam masyarakat Melayu. Tarian ini sering dipentaskan dalam acara resmi, melambangkan keakraban dan kesatuan antar masyarakat.

Sementara itu, Tari Zapin yang memiliki akar budaya Arab dan Melayu. Ia menekankan bahwa tarian ini membawa nuansa spiritual dan nilai-nilai moral, yang masih relevan dengan tantangan sosial saat ini. Dalam sesi ini, para mahasiswa mempelajari beberapa gerakan dasar Tari Zapin, seperti gerakan langkah satu, langkah dua, dan langkah tiga, yang menjadi ciri khas tarian ini. Gerakannya sederhana namun memiliki makna mendalam, dengan fokus pada kelenturan tubuh, khususnya bagian kaki, yang harmonis dengan irama musik pengiring.

"Tari Inang dan Zapin tidak hanya sarana hiburan, tapi juga sarana refleksi atas nilai-nilai sosial dan spiritual yang sangat dekat dengan kehidupan kita sekarang," ujar Rithaudin Abdul Kadir dalam sesi tanya jawab.

Antusiasme Mahasiswa dan Diskusi Interaktif

Mahasiswa yang hadir tampak antusias sepanjang acara. Sesi tanya jawab berjalan interaktif, dengan lebih dari 50 mahasiswa aktif berpartisipasi. Banyak di antara mereka yang bertanya tentang filosofi tarian dan bagaimana relevansinya dalam konteks seni modern. "Workshop ini memberikan wawasan baru bagi kami tentang seni tari, terutama dalam memahami filosofi di balik setiap gerakan," ujar salah satu mahasiswa peserta.

Galih Mahara dan Workshop Tari Kontemporer

Malam harinya, Galih Mahara melanjutkan workshop dengan fokus pada tari kontemporer. Dalam sesinya, Galih memaparkan perkembangan seni tari di era modern. Ia menjelaskan bahwa tari kontemporer lebih fleksibel dan tidak terikat oleh aturan yang kaku, memungkinkan penari untuk mengekspresikan gerakan dengan bebas, mencerminkan kondisi manusia dan masalah sosial saat ini.

Workshop ini juga menekankan eksplorasi ruang dan gerakan. Galih mengajarkan mahasiswa untuk memanfaatkan ruang secara kreatif dan menggunakan elemen improvisasi dalam setiap gerakan. "Tari kontemporer bukan hanya tentang keindahan gerakan, tetapi juga tentang bagaimana emosi dan cerita bisa disampaikan melalui tubuh," ungkap Galih.

Proses Kreatif dalam Koreografi

Galih juga membahas pentingnya proses kreatif dalam menciptakan koreografi tari kontemporer. Ia berbagi teknik pengembangan ide, pengolahan konsep, hingga menerjemahkan gagasan menjadi gerakan yang bermakna. Para mahasiswa diajak bereksperimen dengan berbagai gaya tari, seperti tari tradisional, balet, hingga hip-hop, untuk menciptakan perpaduan gerakan yang unik dan mencerminkan kepribadian masing-masing.

Workshop ini mendapatkan respons yang sangat positif dari para peserta. "Kami merasa sangat terinspirasi untuk lebih mengeksplorasi potensi kreatif kami di dunia seni tari," ujar seorang mahasiswa yang mengikuti sesi tersebut.

Penutupan dan Harapan ke Depan

Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber dan sesi foto bersama. Arni Apriani, M.Pd., selaku dosen pengampu, menyampaikan harapannya agar ilmu yang didapatkan dari kuliah dosen tamu ini bisa diterapkan di masa depan. "Semoga kegiatan ini bisa memotivasi mahasiswa untuk terus menggali potensi diri dalam bidang seni tari, baik tradisional maupun kontemporer," pungkasnya.