News

Lurah Panyingkiran Tinjau dan Beri Bantuan untuk Warga dengan Gangguan Jiwa

256
×

Lurah Panyingkiran Tinjau dan Beri Bantuan untuk Warga dengan Gangguan Jiwa

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Pemerintah Kelurahan Panyingkiran bersama Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Indihiang, Puskesmas Parakannyasag, serta para ketua RW menggelar kegiatan monitoring dan pemberian bantuan sembako kepada warga penderita gangguan jiwa.

Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 27 Maret 2025, di Gedung Serba Guna Kelurahan Panyingkiran dan dilanjutkan dengan kunjungan ke rumah warga di RW 10.

Lurah Panyingkiran, Maman Permana, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya rutin untuk memberikan perhatian terhadap warga dengan kondisi kesehatan jiwa yang memerlukan penanganan khusus.

“Sebelum saya turun ke lapangan, terlebih dahulu saya berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Parakannyasag dan TKSK Kecamatan Indihiang. Kami bersama-sama menjenguk masyarakat yang menderita gangguan jiwa, untuk memastikan mereka tetap mendapat perhatian dan bantuan,” ujar Maman kepada kru media di sela-sela kegiatan.

Maman menambahkan, kegiatan ini tidak hanya sebatas memberikan bantuan sembako. Tim gabungan juga melakukan wawancara untuk menggali latar belakang gangguan jiwa yang diderita warga.

“Tujuannya agar kita memahami penyebab dan riwayat kondisi mereka, sehingga ke depannya bisa ditangani lebih tepat,” lanjutnya.

Kelurahan Panyingkiran saat ini mencatat terdapat tiga warga yang menderita gangguan jiwa. Monitoring terhadap mereka dilakukan minimal sekali dalam tiga bulan guna memastikan perkembangan kesehatan mental mereka tetap terpantau dengan baik.

Sementara itu, tenaga kesehatan dari Puskesmas Parakannyasag, dr. Anissa Noviaryanti, mengungkapkan hasil observasi dan wawancara terhadap salah satu warga yang mengalami gangguan jiwa, yaitu Ibu EN.

“Kasus Ibu EN termasuk yang paling berat karena beliau sudah tidak memiliki keluarga yang mendampingi. Secara emosional, beliau terlihat stabil, namun masih sering berbicara tanpa arah akibat halusinasi yang kuat,” ungkap dr. Anissa.

Ia menambahkan bahwa keberadaan pendamping sangat penting untuk memastikan pasien rutin mengonsumsi obat.

“Alhamdulillah sekarang Ibu EN sudah memiliki pendamping untuk mengawasi minum obat. Kalau tidak ada yang mendampingi, sangat berbahaya,” jelasnya.

Sebagai upaya lanjutan, Puskesmas Parakannyasag rutin berkoordinasi dengan ketua RT untuk melakukan survei dan mencatat kronologis kondisi warga yang mengalami gangguan jiwa.

Tujuannya adalah untuk mempermudah proses penanganan dan pengobatan secara berkelanjutan, sehingga pasien dapat mencapai kesembuhan yang optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *