TASIK.TV | Muhamad Lutpi Alamin, pemuda tunanetra asal Kampung Situgede, Desa Cibatuireng, Kecamatan Karangnunggal, Tasikmalaya, berhasil lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dan diterima di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Rabu 28 Mei 2025.
Lutpi menjadi satu-satunya siswa dari 31 SLB di Tasikmalaya yang tembus ke perguruan tinggi negeri lewat jalur tes.
“Waktu itu saya di pesantren, lihat pengumuman di gadget, ternyata diterima. Saya masih belum percaya,” ujar Lutpi penuh haru, Minggu 15 Juni 2025.
Lutpi adalah alumni SLB Negeri Tamansari, Kota Tasikmalaya. Keterbatasan tak menghalanginya belajar. Ia menghafal Juz 30 Al-Qur’an di Majelis Taklim Tuna Netra Al Hikmah, dan sejak Februari 2025 belajar mandiri menghadapi SNBT lewat YouTube dan aplikasi pendidikan.
“Banyak materi yang tidak diajarkan di SLB, jadi saya cari sendiri. Sayang sekali kurikulumnya belum setara SMA,” ujarnya.
Meski diterima, biaya kuliah dan hidup di Surabaya jadi tantangan baru. Ayahnya, Abdul Kodir Alamin (67), sudah tidak bekerja karena sakit, dan keluarga berharap bisa menjual sawah atau kebun untuk biaya.
“Kalau soal biaya, Bapak angkat tangan. Mudah-mudahan ada jalan,” tutur Abdul lirih.
Lutpi mendapat dukungan dari penyandang disabilitas lainnya, Muhamad Aqshal Setyawan, lulusan Unper Tasikmalaya dengan IPK 3,75. “Selamat ya, Lutpi. Teruslah belajar. Adab, etika, dan ilmu itu penting,” pesannya.
Aqshal menegaskan bahwa UNESA merupakan kampus inklusif dengan fasilitas ramah disabilitas dan lingkungan akademik yang suportif.
“Semoga ada bantuan dari berbagai pihak. Akses pendidikan tinggi adalah hak semua orang,” tutup Aqshal.
