Menggapai Impian, Kisah Inspiratif Metamorfrosa Indonesia Tasikmalaya dan Anak-anak Tuna Rungu

Menggapai Impian, Kisah Inspiratif Metamorfrosa Indonesia Tasikmalaya dan Anak-anak Tuna Rungu

TASIK.TV | Anak-anak penyandang tuna rungu di Kota Tasikmalaya kini memiliki ruang untuk berkembang berkat peran komunitas pegiat sosial dan relawan disabilitas. 

Salah satu komunitas yang sangat berperan adalah Metamorfrosa Indonesia Tasikmalaya, yang fokus pada isu-isu anak penyandang disabilitas rungu.

Pada perayaan Hari Anak Nasional, wartawan TASIK.TV  berkesempatan berbincang dengan Annisa Zuyyina Agustina, inisiator Metamorfrosa Indonesia Tasikmalaya. 

Annisa, yang juga seorang guru, menceritakan bagaimana komunitas ini didirikan pada 21 November 2021 oleh dirinya bersama beberapa co-founder yang peduli terhadap disabilitas rungu, seperti Rizal, Fahmi, Bambang, Aqso, Hasbi, dan Mohammad Raju Idham.

"Komunitas kami bertujuan untuk menciptakan Kota Tasikmalaya yang lebih inklusif dan ramah terhadap disabilitas," ujar Annisa. 

Ia menjelaskan bahwa Metamorfrosa Indonesia Tasikmalaya berusaha meningkatkan aksesibilitas sarana dan prasarana di Kota Tasikmalaya, serta memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan dan layanan pendidikan kepada teman-teman Tuli yang sering kali kesulitan mendapatkannya.

"Saat bertransaksi di bank atau berkonsultasi dengan dokter, mereka sering mengalami kesulitan karena petugas tidak memahami cara berkomunikasi dengan benar," terang Annisa. 

Baca Juga: Cegah TBC Genjot TPT, Kolaborasi Kader dan Nakes Demi Kota Tasikmalaya

Metamorfrosa Indonesia Tasikmalaya aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk membuka kelas bahasa isyarat yang terbuka untuk umum. 

"Bahasa isyarat dianggap sebagai budaya Tuli yang unik dan menarik untuk dipelajari," katanya.

Selain itu, komunitas ini juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti UPTD Pengelola Dadaha, untuk mencapai visi mereka. 

"Kami berterima kasih kepada Pak Dedi Otoy yang telah menyediakan ruang di Gedung Creatif Center untuk kegiatan kami," tambah Annisa.

Komunitas ini memiliki banyak program unggulan seperti Nongkrong Inklusif, Self Development Metamorfrosa Indonesia Tasikmalaya, OBAMA (Olahraga Inklusif Bareng Metamorfrosa), dan Senin Inklusif. 

Mereka juga aktif membuat konten edukasi di media sosial dan menyampaikan ucapan hari besar dalam bahasa isyarat.

Aris Rachman, seorang pegiat sosial yang juga guru di salah satu SLB Kota Tasikmalaya, menyatakan bahwa peran komunitas seperti Metamorfrosa sangat penting dalam membantu anak-anak penyandang tuna rungu untuk berkembang secara sosial dan mendapatkan hak-haknya. 
"Semoga dengan berbagai program edukasi dan kolaborasi yang dijalankan, komunitas ini terus menciptakan Kota Tasikmalaya yang lebih inklusif dan ramah disabilitas," pungkas Aris.

Dengan semangat kebersamaan dan visi inklusif, Metamorfrosa Indonesia Tasikmalaya terus berupaya mengubah perspektif masyarakat terhadap disabilitas, menjadikan Kota Tasikmalaya tempat yang lebih baik bagi semua. 

Mari kita dukung langkah-langkah positif ini dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerah untuk semua anak, tanpa terkecuali.