TASIK.TV | Belajar bukan hanya kewajiban, tetapi juga proses tiada henti untuk meningkatkan kapasitas diri. Melalui ilmu, seseorang dapat memahami hal baru, mencapai kemuliaan, hingga memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Pesan tersebut disampaikan Ustad Rizal Wahid, trainer muda asal Tasikmalaya, saat mengisi kegiatan Training Camp bertajuk “Grow Together, Lead Together” di Aula Masjid Jamiul Hamdi, Pondok Pesantren, At-Taufiq Al-Islamy Batara, Sabtu 23 Agustus 2025.
Menurut Rizal, salah satu kunci dalam menuntut ilmu adalah sikap rendah hati. “Bila merasa sombong dan merasa serba tahu, mereka diyakini tidak akan memperoleh sesuatu ilmu yang baru,” ujarnya.
Ia menganalogikan sikap tersebut seperti gelas yang penuh air. Jika terus ditambahkan, air akan tumpah keluar. “Begitu pula dengan ilmu. Jika kita merasa sudah penuh, maka tambahan ilmu tidak akan bisa masuk,” kata Rizal yang kini menjabat sebagai Public Relation di lembaga pendidikan Islam At-Taufiq Al-Islamy.
Acara Training Camp ini diikuti lebih dari seratus peserta, terdiri dari tenaga pengajar, tenaga kependidikan, hingga staf keamanan Ponpes At-Taufiq Al-Islamy. Pondok pesantren yang berlokasi di Jalan Batara, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, saat ini memiliki sekitar 600 santri tingkat SMP dan SMA Islam Terpadu.
Pimpinan Ponpes At-Taufiq Al-Islamy, Muhammad Ghiffar Arridlo, menuturkan kegiatan ini merupakan upaya memperkuat kembali visi dan misi lembaga.
“Ini jadi bagian dari komitmen kami untuk mereorientasi arah dan tujuan yayasan. Barangkali ada guru atau staf yang lupa, sehingga melalui training camp ini, seluruh komponen bisa lebih segar dan kembali on the track dalam merealisasikan tujuan bersama,” ujar Ghiffar yang pernah menempuh pendidikan di Sudan.
Ia menambahkan, penyamaan persepsi penting dilakukan terutama karena pada tahun ini terdapat guru dan tenaga kependidikan baru. Dengan begitu, seluruh elemen di bawah yayasan memiliki pemahaman yang sama tentang peran mereka dalam mengoptimalkan wasilah dakwah melalui pendidikan.
Latihan Kepemimpinan
Selain menekankan pentingnya sikap rendah hati dalam menuntut ilmu, kegiatan ini juga berorientasi pada penguatan keterampilan kepemimpinan.
Menurut Ghiffar, leadership camp bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan individu melalui pengalaman langsung, meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan komunikasi, kerja sama tim, pemecahan masalah, hingga kecerdasan emosional.
“Harapannya, kegiatan ini melahirkan pribadi adaptif, visioner, disiplin, dan memiliki tanggung jawab sosial. Dengan begitu, mereka bisa menjadi pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan nyata,” ujarnya.
Acara berlangsung interaktif dengan sesi motivasi, diskusi kelompok, dan simulasi kepemimpinan yang dirancang agar seluruh peserta dapat menginternalisasi nilai-nilai kepemimpinan secara praktis.