Prestasi Sang Petarung Cilik; Kisah Inspiratif Fairuz Firzatulloh dalam Dunia Muaythai

Prestasi Sang Petarung Cilik; Kisah Inspiratif Fairuz Firzatulloh dalam Dunia Muaythai

KOTA TASIK, TASIK.TV | Dalam arena latihan Muaythai Tasikmalaya, keringat mengalir deras di wajah seorang petarung cilik bernama Fairuz Firzatulloh. Di bawah bimbingan sang pelatih, Fairuz sedang berlatih tanding dengan seorang rekan sesama petarung. Sesekali, dia menyeka keringat yang membasahi dahinya menggunakan kaosnya yang sudah basah oleh kerja kerasnya.

Sasana Muaythai Tasikmalaya, yang berlokasi di Jalan Gunung Koneng, Cilembang, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, penuh dengan aktivitas belasan atlet yang tengah berlatih fisik dan teknik bertarung. 

Fairuz Firzatulloh adalah salah satu atlet cilik berusia 13 tahun yang baru-baru ini berhasil menyabet medali emas pada Kejuaraan Muaythai Jawa Barat Open Championship 2023 yang diselenggarakan di Lagoon Avenue Mall Kota Bekasi pada 26-28 Juni 2023.

Kejuaraan yang diadakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ini diikuti oleh sejumlah sasana dari enam provinsi. Fairuz berhasil memenangkan kelas putra pemula dengan berat 41 kg, mengalahkan pesaing terberatnya, Akbar Faturahman dari Jakarta Muaythai Club. Sementara itu, posisi ketiga ditempati oleh Niksel Ugasan Manulang dari sasana Golden Dragon Fighter.

Saat ditemui di sasana, Fairuz dengan gembira menceritakan pengalamannya dan berbagi rasa terima kasih kepada pelatihnya, Delfan, dan Coach Anggi yang telah melatihnya. 

Medali emas ini menjadi penghargaan pertamanya untuk ayah, ibu, dan semua orang yang telah mendukungnya di sasana Muaythai. Meskipun Fairuz mengaku merasa sedikit gugup pada awal pertandingan, ia merasa senang dan sangat berbahagia dengan pencapaian tersebut.

Ayah Fairuz, Aditya Hadiacandra, yang bekerja di BPKAD Pemerintah Kota Tasikmalaya, mengaku tak pernah menyangka bahwa putra bungsunya mampu meraih medali emas. 

Ia menjelaskan bahwa Fairuz adalah anak yang pendiam, berbeda dengan kakak sulungnya yang sedang kuliah di Universitas Siliwangi. Aditya berharap Fairuz dapat terus meraih prestasi di cabang olahraga Muaythai tanpa mengabaikan pendidikannya. Baginya, prestasi olahraga harus selalu diimbangi dengan prestasi akademik.

Pelatih Muaythai Kota Tasikmalaya, Anggi Syahrial, menganggap Fairuz sebagai salah satu atlet yang memiliki potensi besar dan berpotensi mencapai karier yang lebih tinggi. 

Anggi melihat bahwa Fairuz memiliki ketekunan dan semangat berlatih yang tinggi, serta dukungan dari orang tua yang menjadi faktor penentu kesuksesannya. 

Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung atlet, terutama dalam olahraga Muaythai yang memiliki risiko tinggi.

Anggi juga menambahkan bahwa Fairuz merupakan atlet yang cepat beradaptasi dan mudah berkomunikasi dengan pelatih. Ia menyoroti kemajuan skill dan kemampuan Fairuz yang semakin meningkat dari hari ke hari, meskipun Fairuz baru menjalani latihan Muaythai selama setahun. 

Prestasi emas yang diraih Fairuz menurut Anggi berasal dari latihan intensif selama dua bulan, di mana para atlet ditempa dengan program latihan fisik dan strategi bertarung.

Selama dua bulan itu, latihan dilakukan dengan intensitas tinggi, mulai dari latihan di gym, berenang di kolam renang Asia, lari fisik di Stadion Dadada, hingga latihan strategi di sasana. 

Program-program ini dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Anggi juga mencatat bahwa olahraga Muaythai semakin berkembang di Kota Tasikmalaya, dengan sekitar 200 anggota terdaftar di sasana. Dari jumlah itu, 25 atlet telah berhasil mengukir prestasi dan membawa nama Kota Tasikmalaya di ajang bergengsi, seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2022.

Fairuz dan para atlet Muaythai Tasikmalaya lainnya terus berjuang dan berlatih dengan semangat. Mereka berharap dapat terus meraih prestasi dan mengharumkan nama kota mereka di berbagai kompetisi yang akan datang. 

Dukungan dari keluarga, pelatih, dan masyarakat menjadi pendorong utama dalam perjalanan mereka. Dalam arena Muaythai, mereka tidak hanya berjuang untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk membanggakan Kota Tasikmalaya.