Sampah Plastik Meresahkan Sungai di Tasik, GHT dan Gumpala Uncip Gelar Aksi Pungut Sampah

Sampah Plastik Meresahkan Sungai di Tasik, GHT dan Gumpala Uncip Gelar Aksi Pungut Sampah

TASIK.TV | Gerakan Hijau Tasikmalaya (GHT) dan Gabungan Mahasiswa Pecinta Alam (Gumpala) Universitas Cipasung (Uncip) melakukan operasi pembersihan sampah plastik di salah satu titik aliran sungai di Kampung Negla, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 11 Juni 2023.

Sungai merupakan sumber air yang penting bagi kehidupan manusia. Tanpa air, manusia tidak dapat bertahan hidup. Sungai juga digunakan untuk berbagai kegiatan dan kebutuhan manusia, seperti mengairi lahan pertanian, memancing, bahkan air sungai dapat dimanfaatkan sebagai air minum setelah melalui tahap penyaringan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kelestarian sumber kehidupan ini agar tidak tercemar dan rusak. Namun, terdapat masalah yang terjadi di salah satu titik aliran sungai di Kecamatan Cigalontang, yaitu adanya penumpukan sampah plastik di bebatuan sungai hingga ke tepi sungai dan menempel pada pepohonan.

Maka dari itu, Gerakan Hijau Tasikmalaya dan Gumpala Uncip mengadakan operasi pembersihan sampah di area sungai tersebut dengan menggunakan peralatan yang tersedia.

Menurut pendiri Gerakan Hijau Tasikmalaya, Muhammad Rafi, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2023.

"Kegiatan ini merupakan refleksi dari peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni. Namun, tidak hanya sebagai refleksi belaka, ini juga merupakan bentuk kepedulian kami, Gerakan Hijau Tasikmalaya dan Gumpala Uncip, yang akan terus bersama-sama dalam gerakan menjaga lingkungan hidup. Bahkan, ke depannya akan ada beberapa kegiatan lainnya," ucapnya.

Gerakan Hijau Tasikmalaya dan Gumpala Uncip sangat menyayangkan adanya sampah yang terdapat di sungai tersebut, karena hal ini dapat mencemari sungai dan berdampak tidak hanya pada hewan dan tumbuhan, tetapi juga pada manusia lainnya.

"Di sungai tersebut, terdapat banyak sampah plastik yang berserakan, terutama sampah popok bayi dan pakaian yang membutuhkan puluhan tahun untuk terurai secara alami. Hal ini menunjukkan bahwa kita perlu meningkatkan kesadaran tentang pengolahan sampah di hulu atau di sumber sampah tersebut," tuturnya.

Faza menambahkan, jika ikan di sungai mengonsumsi mikroplastik dan ikan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat sekitar Kecamatan Cigalontang, dapat timbul penyakit yang disebabkan oleh pengendapan mikroplastik yang dikonsumsi melalui ikan tersebut.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Cipasung Tasikmalaya, Ahmad Rifa, menegaskan bahwa sampah yang berada di sungai merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya bencana alam, seperti banjir, longsor, bahkan banjir bandang.

"Selain itu, banyaknya sampah yang dibuang ke sungai dapat secara perlahan membunuh ekosistem yang ada di sungai, mengancam kelestariannya. Dampak buruk dari penumpukan sampah di sungai juga dapat dirasakan langsung oleh manusia," tuturnya.

Ripa menambahkan, harapannya agar kedepannya masyarakat maupun lembaga pemerintahan dapat memperhatikan pengaruh pembuangan sampah ke sungai.