Semangat Menginspirasi, Sophia Choirotul Husniyyah dan Pesantren Ramadan di Kota Tasikmalaya

Semangat Menginspirasi, Sophia Choirotul Husniyyah dan Pesantren Ramadan di Kota Tasikmalaya

TASIK.TV | Sosok perempuan berkerudung hitam sibuk bergerak di halaman masjid. Dia tengah mempersiapkan acara penutupan pesantren Ramadan. Di antara kesibukannya untuk acara penutupan pesantren Ramadan di Masjid Al-Khudloriyyah, Bungursari, Kota Tasikmalaya, perempuan bernama Sophia Choirotul Husniyyah (25) menunjukkan semangat dan keteguhan untuk membentuk karakter anak-anak muda melalui kegiatan keagamaan.

Sophia Choirotul Husniyyah, atau lebih dikenal sebagai Teh Opi, adalah seorang guru honorer di SDN 1 Cibunigeulis, Bungursari, Kota Tasikmalaya. Dengan tekad yang kuat, dia memimpin dan menjadi pelopor dalam pembentukan karakter anak-anak, terutama melalui kegiatan pesantren Ramadan.

Putri dari Didah Holidah, S.Pd., dan Asep Masyar, yang tinggal di Kampung Bantar 001/014, Bantarsari Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sophia menjalani hidup dengan semangat yang tak kenal lelah dalam mempersiapkan acara penutupan pesantren kilat di Kota Tasikmalaya.

Mahasiswi pascasarjana UPI Kampus Tasikmalaya ini dengan sungguh-sungguh memeriksa dan mengevaluasi segala persiapan, mulai dari sound system hingga makanan untuk berbuka puasa. Sophia terlihat begitu fokus, terutama saat memberi arahan kepada ratusan peserta pesantren Ramadan.

"Saya berharap pesantren Ramadan ini bisa menjadi ladang yang subur bagi tumbuh kembang karakter anak-anak kita," ujar Teh Opi, sambil mengatur tempat duduk peserta yang semakin ramai datang, Sabtu 6 April 2024.

Perempuan lajang yang lahir di Kota Santri pada 22 Maret 1999 ini dikenal sebagai panutan para remaja di kampungnya. Di antara kesibukannya, Teh Opi menyatakan kekhawatirannya terhadap Kota Tasikmalaya yang dikenal sebagai Kota Santri, namun mengalami penurunan moral yang signifikan.

"Kota Tasikmalaya memang dikenal sebagai Kota Santri, tetapi melihat penurunan moral yang semakin terlihat, membuat saya semakin bertekad untuk melakukan sesuatu," ungkap Teh Opi, sambil memperhatikan salah satu peserta yang sedang menghafal Al-Qur'an di sudut masjid.

Tidak hanya sebagai guru honorer, Teh Opi juga menjadi penggerak utama dalam pembentukan organisasi remaja di Masjid Al-Khudloriyyah. Organisasi tersebut, bernama FORMAL (Forum Remaja Masjid Al-Khudloriyyah), telah menjadi wadah bagi generasi muda untuk lebih terlibat dalam kegiatan keagamaan.

Dengan semangat dan tekad yang kuat selama bertahun-tahun, Teh Opi terus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Meskipun mendapat sindiran dari sebagian masyarakat dan bahkan laporan dari orang tua yang tidak mendukung, moto "Lanjutkan atau Tiadakan" tetap menjadi prinsipnya.

"Bagi saya, pesantren Ramadan bukan hanya tempat untuk belajar ibadah, tetapi juga sarana penting dalam pembentukan karakter anak-anak," tegas Teh Opi, sambil mengarahkan seorang peserta yang sedang mempersiapkan pertunjukan seni.

Pesantren Ramadan yang digagas oleh Teh Opi memiliki tujuan yang jelas terhadap peningkatan akhlak, sikap, dan budi pekerti. Melalui kegiatan seperti tarhib Ramadan, kuliah subuh, safari masjid, perlombaan, dan santunan kepada yatim piatu, Sophia memiliki impian untuk menciptakan generasi muda yang lebih baik di Kota Tasikmalaya melalui pembentukan karakter anak-anak dalam pendidikan akhlak di pesantren.