Seni Bercerita: Mengungkap Pesona Folklore dalam Pembelajaran Anak Usia Dini

Seni Bercerita: Mengungkap Pesona Folklore dalam Pembelajaran Anak Usia Dini

TASIK.TV | Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (FKIP UMTAS) jurusan PGPAUD kelas seni bercerita mengadakan ujian akhir di studio Ngaos Art dengan menampilkan 7 pendongeng.

Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2023 dengan melibatkan Taman Kanak-Kanak dari Al Kausar dan TK Amanda Reciden5.

Budi Dharma M. Sn, biasa dipanggil Ab Asmarandana sebagai dosen pengampu, mengatakan bahwa seni bercerita nyatanya dapat mengungkapkan banyak hal yang tersimpan dalam pikiran maupun perasaan seseorang.

"Dengan cara bercerita yang kreatif, cerita tersebut dapat mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain yang mendengarkannya," ujarnya.

Telah banyak penelitian ilmiah yang menemukan bahwa bercerita berhubungan dengan kondisi emosi seseorang dan berpengaruh terhadap perilakunya. Hasil dari penelitian-penelitian tersebut menjadikan cerita sebagai metode pembelajaran yang favorit dan digemari, terutama dalam praktik pendidikan anak usia dini.

"Metode bercerita dianggap sebagai sebuah seni karena kompleksitas proses mental yang terjadi ketika seseorang bercerita, dengan teknik penyampaian yang indah dan bernuansa afektif," tuturnya.

Kaprodi Fakultas Ilmu Pendidikan PGPAUD, Ibu Andini, mengatakan bahwa ini adalah mata kuliah pilihan yang menuntut mahasiswa untuk bisa berkomunikasi dengan berbagai cara, salah satunya adalah seni bercerita.

Zae Zaelani Rizal yang turut hadir dalam pementasan mendongeng merasa sangat baik karena terasa dibawa kembali ke masa anak-anaknya.

"Pementasan penuh amanat dibungkus dengan ringan dan riang, sungguh sangat mengesankan," katanya.

Tema folklore yang dihadirkan oleh 7 mahasiswi pilihan, Robi Nur Bai Rizki membawakan legenda Kampung Naga, Wina Ritmasari dengan kisah Kancil Buaya, Nindie Khairunnisa dengan judul Peri Ponsel atau Simaponsel, Nika Yuningsih menceritakan Putri Berambut Merah dan Burung Berwarna Emas. Yeyen Layinatul Musyarofah dengan cerita Anak Ayam yang Sombong, dan Neng Yuni Sikera Nakal terakhir Thalita Rindu Naik Kelas, semuanya sukses membawakan cerita dengan gemilang.

Alvin dari Katasuara, yang juga menyaksikan pertunjukan ini, mengatakan pementasannya luar biasa menyentuh.

"Ternyata musik dapat membangun imajinasi, semoga ini menjadi agenda tahunan PAUD," ujarnya.