Sikap Paslon 1 dan 2 di Pengundian Nomor Urut Pilkada Tasikmalaya Dipertanyakan, LSM Janur Angkat Suara

Sikap Paslon 1 dan 2 di Pengundian Nomor Urut Pilkada Tasikmalaya Dipertanyakan, LSM Janur Angkat Suara

TASIK.TV | Tahapan pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya untuk Pilkada 2024 telah rampung dilaksanakan pada Senin petang, 23 September 2024, di Gedung Islamic Center Singaparna.

Namun, acara yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tasikmalaya ini diwarnai insiden yang menarik perhatian publik. Pasangan calon nomor urut 1, Iwan Saputra-Dede Muksit Aly, dan pasangan nomor urut 2, Cecep Nurul Yakin-Asep Sopari, bersama para pendukungnya secara tiba-tiba meninggalkan ruangan saat pasangan nomor urut 3, Ade Sugianto-Iip Miftahul Paoz, hendak menyampaikan pidato politiknya.

Kejadian ini menyebabkan kursi yang semula diduduki oleh para pendukung paslon 1 dan 2 kosong melompong, menyisakan pendukung paslon nomor urut 3 di ruangan tersebut.

Aksi tersebut menuai kritik dari berbagai kalangan, termasuk Ketua Umum LSM Janur, Kang Uus Firman, yang angkat bicara terkait etika yang dipertontonkan oleh paslon 1 dan 2.

"Saya melihat langsung kejadian tersebut. Paslon nomor urut 1 dan 2 meninggalkan ruangan, dan hal ini menandakan belum dewasanya demokrasi di Kabupaten Tasikmalaya. Etika dan adab calon pemimpin dipertontonkan di hadapan masyarakat, apalagi kejadian ini viral di media sosial," ujar Kang Uus Janur  Kamis 26 September 2024.

Kang Uus melanjutkan kritiknya dengan menyatakan bahwa tindakan tersebut menunjukkan kurangnya rasa hormat dari paslon 1 dan 2 terhadap pesaingnya.

"Jangankan untuk memimpin pemerintahan dan melayani masyarakat Kabupaten Tasikmalaya, di Gedung Islamic Center Singaparna saja paslon 1 dan 2 tidak menunjukkan respek. Ini adalah contoh buruk bagi demokrasi," tegasnya.

LSM Janur menilai, apa pun alasan yang melatarbelakangi tindakan tersebut, sikap paslon 1 dan 2 tidak patut dipertontonkan di depan publik, terlebih di hadapan penyelenggara KPU.

"Dalam kontestasi Pilkada, semua pasangan calon seharusnya menunjukkan kepada publik bahwa Pilkada adalah ajang yang menyenangkan dan edukatif. Jangan menunjukkan perpecahan. Para calon dan pendukungnya seharusnya memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat," tambah Kang Uus.

Kang Uus juga menyoroti ketidakpatutan paslon 1 dan 2 yang tidak menghargai KPU dan paslon nomor urut 3 yang tengah bersiap menyampaikan pidato politiknya. Menurutnya, tindakan tersebut akan sulit dimaafkan jika paslon 1 atau 2 nantinya terpilih menjadi pemimpin di Kabupaten Tasikmalaya.

"Jika paslon 1 atau 2 memimpin Kabupaten Tasikmalaya, saya pesimis akan kemajuan daerah ini. Mengapa? Karena sikap yang mereka tunjukkan di Gedung Islamic Center saja sudah seperti itu. Sementara, kita bisa melihat bagaimana prestasi Ade Sugianto selama menjabat sebagai Bupati. Desa-desa di Tasikmalaya mengalami kemajuan di berbagai sektor pembangunan, meskipun APBD Kabupaten Tasikmalaya relatif kecil," ungkap Kang Uus mengakhiri pernyataannya.

Insiden ini menjadi sorotan publik, dan sikap paslon 1 dan 2 dalam pengundian nomor urut Pilkada 2024 diharapkan tidak mempengaruhi jalannya proses demokrasi yang sedang berlangsung di Kabupaten Tasikmalaya.(Ryan Cardio)