News

SMPN 5 Tasikmalaya Tegaskan SPMB 2025 Lebih Transparan dan Berkeadilan, Jalur Prestasi Kini Wajib Ikut Tes Seleksi

248
×

SMPN 5 Tasikmalaya Tegaskan SPMB 2025 Lebih Transparan dan Berkeadilan, Jalur Prestasi Kini Wajib Ikut Tes Seleksi

Sebarkan artikel ini
Hj. Dina Yusida, S.Pd., M.Pd., Kepala SMPN 5 Tasikmalaya

TASIK.TV | Tahun ajaran baru masih satu bulan lagi, namun aroma persiapan sudah terasa di banyak sekolah, termasuk SMP Negeri 5 Tasikmalaya. Di balik pintu ruang kepala sekolah yang sibuk dengan berkas dan jadwal, ada satu semangat besar yang sedang diperjuangkan, yakni menciptakan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang benar-benar adil dan objektif.

“Banyak nilai rapor anak-anak kita hari ini yang nyaris sempurna. Tapi apakah itu cukup untuk menilai kemampuan mereka yang sebenarnya?” tanya Hj. Dina Yusida, S.Pd., M.Pd., Kepala SMPN 5 Tasikmalaya dengan nada reflektif.

Pertanyaan itulah yang mendorong perubahan besar dalam SPMB tahun 2025. Jalur prestasi, yang selama ini menjadi primadona bagi banyak orang tua, kini tak lagi cukup hanya bermodal nilai rapor. Untuk tahun ini, SMPN 5 Tasikmalaya memperkenalkan tes seleksi khusus sebagai penyaringan tambahan. Bukan untuk menyulitkan, tapi untuk menyaring secara lebih adil.

Fenomena nilai rapor yang seragam tinggi memang sudah menjadi perhatian banyak sekolah. “Hampir semua nilai anak-anak SD saat ini rata-rata di atas 98. Kalau kita hanya pakai rapor, bagaimana kita bisa tahu mana yang benar-benar unggul?” lanjutnya.

Tes seleksi jalur prestasi yang akan digelar 19 Juni 2025 itu dirancang bukan sebagai penghalang, melainkan sebagai jembatan keadilan. Nilai akhir akan diambil dari kombinasi 60% nilai tes dan 40% nilai rapor. Dengan cara ini, siswa yang memang punya kompetensi akademik akan terlihat lebih jelas.

“Yang kami cari adalah anak-anak yang memang siap bersaing secara sehat. Kami ingin memberikan ruang bagi mereka yang berjuang, bukan hanya yang memiliki angka bagus di rapor,” ujarnya.

Tak hanya di jalur prestasi, kebijakan kuota juga turut dirombak demi pemerataan. Kuota jalur domisili kini dipangkas menjadi 40%, sementara jalur afirmasi, mutasi orang tua, dan prestasi digabung menjadi 60%. Khusus jalur prestasi, alokasinya diperbesar hingga 35%, mencakup prestasi akademik maupun non-akademik.

“Kami buka pintu selebar-lebarnya untuk anak-anak bertalenta. Tapi tetap, semua harus melalui tes. Itulah bentuk tanggung jawab kami terhadap transparansi dan mutu pendidikan,” jelasnya.

Bagi siswa yang tidak lolos di pilihan pertama, sistem SPMB memberi alternatif untuk mendaftar ke sekolah lain yang masih memiliki kuota hingga tanggal 20 Juni 2025. Ini menjadi bagian dari strategi guna mengurangi penumpukan siswa di sekolah-sekolah favorit.

“Kita sering terjebak pada persepsi bahwa hanya sekolah tertentu yang berkualitas. Padahal, banyak sekolah lain yang punya potensi luar biasa. Kami ingin mengubah pola pikir itu,” katanya dengan senyum penuh harap.

Apa yang sedang dilakukan SMPN 5 Tasikmalaya tahun ini sejatinya lebih dari sekadar seleksi masuk. Ini adalah upaya untuk mendorong sistem yang lebih jujur, adil, dan inklusif, di mana setiap anak punya kesempatan yang sama untuk berkembang, tanpa harus bertumpu pada angka semata.

Di tengah hiruk-pikuk dunia pendidikan yang terus berubah, langkah SMPN 5 Tasikmalaya menjadi penanda bahwa transformasi bisa dimulai dari hal kecil, dari keberanian menata ulang, dari tekad untuk tidak hanya adil di atas kertas, tapi juga dalam kenyataan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *