Tim DS PKS Sosialisasi Jabar Asih di Ciumbeng, Warga Sampaikan Keluhan Ekonomi dan Harapan Pekerjaan Layak

Tim DS PKS Sosialisasi Jabar Asih di Ciumbeng, Warga Sampaikan Keluhan Ekonomi dan Harapan Pekerjaan Layak

TASIK.TV | Tim Direct Selling (DS) DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Tasikmalaya terus menggelar sosialisasi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibi, yang dikenal dengan slogan "Jabar Asih."

Sosialisasi kali ini digelar di wilayah Ciumbeng, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Selain memperkenalkan visi dan misi pasangan Jabar Asih, Tim DS juga menjaring aspirasi warga yang menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.

Harapan Akan Pekerjaan Layak untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Anggi (27), seorang ibu muda dengan satu anak balita, mengungkapkan betapa sulitnya situasi ekonomi yang dihadapi keluarganya saat ini. Suaminya bekerja sebagai buruh harian lepas, namun penghasilan yang tidak menentu membuat mereka kesulitan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Kini, suaminya juga bekerja sebagai ojek online untuk menambah penghasilan. Meskipun demikian, pendapatan mereka masih belum cukup untuk mengatasi biaya hidup yang terus meningkat.

“Sekarang sangat sulit mencari pekerjaan. Suami saya kerja sebagai buruh harian lepas, tapi hasilnya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Jadi, dia terpaksa kerja sebagai ojek online. Tapi tetap saja, hidup kami susah, apalagi dengan adanya anak kecil yang harus diurus,” ungkap Anggi dengan nada sedih.

Anggi berharap suaminya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih stabil dan layak, sehingga keluarganya tidak perlu lagi bergantung pada bantuan sosial.

Ia juga berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih kepada keluarga-keluarga yang berada dalam kondisi serupa, dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang dapat diakses oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

Tantangan Mencari Pekerjaan bagi Keluarga Besar

Wasiah (56), seorang janda dengan enam anak, juga menyampaikan keluhan serupa. Kelima anak laki-lakinya yang telah dewasa belum mendapatkan pekerjaan meskipun sudah berusaha mencari.

Kondisi ini semakin sulit karena tingkat pendidikan mereka bervariasi, dari lulusan SD hingga SMA, dan hal tersebut membuat mereka sulit bersaing di pasar kerja.

Anak bungsunya yang masih duduk di bangku SMP juga belum memiliki gambaran yang jelas tentang masa depannya.

“Anak-anak saya yang lima orang itu semuanya menganggur, padahal sudah lama mereka mencari pekerjaan. Pendidikan mereka ada yang hanya sampai SD, SMP, dan SMA, jadi susah cari kerja. Anak bungsu saya masih SMP, dan saya khawatir dengan masa depannya,” ujar Wasiah penuh harap.

Selain berharap agar anak-anaknya bisa mendapatkan pekerjaan, Wasiah juga menyoroti salah satu program pasangan Jabar Asih yang menawarkan seragam sekolah gratis bagi anak-anak SD yang baru masuk. Ia berharap program serupa bisa diperluas hingga ke tingkat SMA, sehingga dapat meringankan beban orang tua dalam menyekolahkan anak-anak mereka.

“Program seragam gratis itu bagus sekali untuk anak SD, tapi kalau bisa diperluas untuk anak SMA juga, pasti banyak orang tua seperti saya yang sangat terbantu,” tambah Wasiah.

Respons Tim DS dan Program Jabar Asih

Menanggapi berbagai keluhan dan harapan warga, Tim DS menjelaskan bahwa pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibi memiliki sejumlah program yang diharapkan dapat menjawab tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, terutama dalam menciptakan lapangan kerja baru dan memperluas program bantuan sosial secara lebih tepat sasaran.

“Kami memahami betapa pentingnya pekerjaan yang stabil bagi keluarga-keluarga seperti Bu Anggi dan Bu Wasiah. Pasangan Jabar Asih berkomitmen untuk meningkatkan investasi di Jawa Barat dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat dengan tingkat pendidikan yang bervariasi. Kami juga akan mendorong pelatihan keterampilan agar mereka bisa bersaing di pasar kerja,” ungkap Endin salah satu anggota Tim DS kepada warga Ciumbeng.

Selain itu, mereka menjelaskan bahwa program bantuan seragam sekolah dapat diperluas dan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, termasuk mempertimbangkan bantuan bagi siswa di tingkat SMA jika memungkinkan. Hal ini diharapkan dapat meringankan beban pendidikan bagi keluarga yang kurang mampu.