TASIK.TV | Sebagai wujud keterlibatan TNI dalam pelestarian seni dan budaya daerah, SubKogartap Tasikmalaya menggelar Pasanggiri Maca Sajak Sunda Caturwulan Kedua yang dirangkaikan dengan Reminan Karya Keempat. Kegiatan tersebut berlangsung pada Sabtu malam, 20 Desember 2025, dan melibatkan kolaborasi berbagai elemen kesenian, tokoh budaya, serta stakeholder di Kota Tasikmalaya.
Kepala SubKogartap Tasikmalaya, Mayor Lek Ruswendi, mengatakan bahwa TNI memiliki keterikatan historis dengan perjuangan bangsa, termasuk dalam menjaga identitas budaya dan kesenian nasional. Menurut dia, dalam berbagai konteks, TNI tidak hanya hadir dalam bidang pertahanan, tetapi juga turut berkontribusi dalam pelestarian budaya Indonesia.
“Atas dasar itu, kami di SubKogartap Tasikmalaya ingin ikut membantu dan memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan kesenian, khususnya yang ada di Kota Tasikmalaya,” ujar Ruswendi, Minggu (21/12/2025).
Ia menegaskan bahwa upaya melestarikan kesenian daerah merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Terlebih, SubKogartap Tasikmalaya dipercaya menjadi Bapak Angkat Reminan Karya, sebuah amanah yang menurutnya harus dijalankan dengan penuh komitmen.
“Jika bukan kita yang menjaga dan melestarikan kesenian Sunda, lalu siapa lagi. Amanah sebagai Bapak Angkat Reminan Karya ini menjadi tanggung jawab moral bagi kami,” kata dia.
Ruswendi menambahkan, pihaknya terbuka untuk terus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai stakeholder di wilayah Priangan Timur, khususnya Kota Tasikmalaya. Sinergi tersebut diharapkan mampu memperkuat upaya menjaga, merawat, dan melestarikan kebudayaan serta kesenian lokal.
Selain itu, ia mendorong agar ruang-ruang publik di Kota Tasikmalaya dapat lebih sering dimanfaatkan sebagai panggung pertunjukan seni. Dengan begitu, masyarakat memiliki kesempatan lebih luas untuk mengenal, menghargai, dan mencintai budaya daerahnya sendiri.
Sementara itu, Reminan Karya merupakan wadah ekspresi seni yang digagas oleh para tokoh dan pegiat kesenian Tasikmalaya. Kegiatan ini pada awalnya dipersembahkan sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam memperingati hari jadi Kota Tasikmalaya.
Pihak penyelenggara berharap Reminan Karya ke depan dapat memperoleh perhatian dan dukungan lebih besar dari pemerintah daerah agar dapat terus digelar secara berkelanjutan setiap tahun sebagai agenda budaya.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Ia menilai Reminan Karya keempat ini mampu menghadirkan pertunjukan seni yang berkualitas meski digelar secara mandiri tanpa dukungan APBD.
“Gelar budaya ini menampilkan teatrikal yang menarik, menjadi ruang kreatif bagi pembaca sajak Sunda, serta menghadirkan pencak silat payung dan wayang yang dibawakan dalang cilik,” ujar Diky.
Ia juga mengapresiasi konsep acara yang berlangsung dari siang hingga malam dengan berbagai kreativitas unik. Bahkan, Diky mengaku turut merasakan pengalaman berbeda dengan memanfaatkan fasilitas mobil-mobilan yang disediakan panitia di area kegiatan.
“Ini menunjukkan kreativitas dan kemandirian yang luar biasa. Saya sangat mengapresiasi dan langsung mengoordinasikan kegiatan ini dengan Bidang Kebudayaan,” katanya.
Kepala Bidang Kebudayaan Disporabudpar Kota Tasikmalaya, Agus Fauzi, menambahkan bahwa pihaknya melihat potensi besar dari kegiatan tersebut, mulai dari sastra Sunda, tari payung, hingga seni pedalangan yang ditampilkan.
Meski demikian, Agus menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan dukungan dari dinas di tengah kebijakan efisiensi anggaran. Ia berharap ke depan Reminan Karya dapat difasilitasi sebagai bagian dari agenda budaya tahunan Kota Tasikmalaya.











