News

KWT Srigalih Mukti, Dari Waktu Luang Menuju Prestasi di Sektor Pertanian

230
×

KWT Srigalih Mukti, Dari Waktu Luang Menuju Prestasi di Sektor Pertanian

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Kelompok Wanita Tani (KWT) Srigalih Mukti, yang dibentuk sejak tahun 2020, muncul dari keinginan sederhana untuk mengisi waktu luang dan mengatasi kejenuhan.

Santi Roswawati, Ketua KWT Srigalih Mukti, menceritakan kepada kru media pada Jumat, 3 Januari 2025, tentang awal mula terbentuknya kelompok ini.

“Saat pandemi COVID-19 melanda, kami merasa bosan di rumah tanpa aktivitas. Daripada waktu terbuang percuma, kami memutuskan mencari kegiatan yang bermanfaat. Setelah mencoba berbagai kegiatan di sektor tanaman, ada pihak dari pemerintah yang menyarankan kami untuk membentuk kelompok tani,” ungkap Santi.

Baca juga: Kelompok Tani Tunas Harapan Dorong Ketahanan Pangan Melalui Sistem Pertanian Terpadu

Didukung motivasi dari Dinas Pertanian, Santi dan anggota lainnya mulai mencari lahan untuk berkegiatan. Kebetulan, ada kebun kosong di sekitar tempat tinggal mereka yang dimanfaatkan untuk menanam cabai, sayuran, dan tanaman bernilai jual lainnya.

Awalnya, KWT Srigalih Mukti memiliki 30 anggota. Namun, seiring waktu, jumlahnya berkurang karena banyak anggota memiliki kesibukan lain.

Kini, hanya enam orang yang aktif menjalankan kegiatan kelompok. Meski demikian, semangat para anggota yang tersisa tetap tinggi.

“Alhamdulillah, meskipun anggota kami banyak yang pasif, KWT ini tetap berjalan. Bahkan, kami berhasil meraih penghargaan dari Wali Kota Tasikmalaya. Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan pembudidayaan tanaman,” tambah Santi.

Salah satu tanaman yang kini sedang dikembangkan oleh KWT Srigalih Mukti adalah bunga telang, tanaman merambat dari Asia tropis yang memiliki kelopak berwarna biru mencolok. Selain sebagai tanaman hias, bunga telang juga memiliki manfaat sebagai bahan obat tradisional, pewarna alami, dan minuman herbal.

“Kami mengolah bunga telang ini menjadi produk seperti teh celup yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran,” ujar Santi.

Dalam perjalanannya, KWT Srigalih Mukti telah meraih berbagai penghargaan, di antaranya Juara 2 Program Sadar Inflasi dan Juara 3 Program Setaman Cinta. Namun, keberlangsungan kelompok ini masih dihadapkan pada tantangan besar, terutama terkait kepemilikan lahan.

Baca juga: Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Ketahanan Pangan, Inspirasi dari Kang Agus

“Kami berharap kepada pemerintah untuk bisa membantu membebaskan lahan ini. Lahan yang kami gunakan saat ini adalah milik orang lain. Sebelum dijual, kami manfaatkan untuk kegiatan KWT. Tapi kami selalu dibayangi kecemasan, jika lahan ini dijual, kami akan kehilangan tempat untuk berkarya. Padahal, kami sudah berprestasi dan berkontribusi membantu pemerintah dalam ketahanan pangan,” pungkas Santi.

Semangat dan dedikasi para anggota KWT Srigalih Mukti membuktikan bahwa dari keinginan sederhana, sebuah inisiatif dapat berkembang menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendapatkan pengakuan.

Kini, mereka menanti dukungan lebih lanjut untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan di Tasikmalaya.(Ryan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *