TASIK.TV | Sejumlah pengurus Karang Taruna Unit dan pengurus lingkungan RW 01 Cintarasa, Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya, berhasil memanfaatkan limbah botol kemasan air mineral menjadi media budidaya tanaman dalam pot (Tabulapot).
Inisiatif ini muncul dari keprihatinan terhadap peningkatan limbah plastik di Kota Tasikmalaya. Ketua Karang Taruna Unit RW 01 Cintarasa, Feri Ferdiana, menyampaikan bahwa ratusan botol kemasan air mineral telah dikumpulkan dari limbah sampah warga oleh anggotanya.
“Kami memanfaatkan botol limbah yang dikumpulkan oleh para pemuda-pemudi dari warga yang dikelola oleh Kang Aas Solihat, anggota Karang Taruna sekaligus petugas pengangkut sampah di lingkungan kami,” ungkap Feri kepada awak media, Senin 1 Juli 2024 malam.
Aksi pelestarian lingkungan ini tidak hanya melibatkan para RT/RW di lingkungan tersebut, tetapi juga ibu-ibu kader Posyandu dan pengurus Tim Penggerak PKK.
“Kami juga melibatkan ibu-ibu kader Posyandu dan PKK,” terangnya.
Ketua Posyandu Wijaya Kusumah, Evi Soviani, sangat mengapresiasi gagasan ini. Ia berharap kegiatan ini mendapatkan dukungan dari seluruh warga, dengan mengajak warga menanam berbagai jenis sayuran (urban farming) sehingga pemanfaatan lahan sempit dapat menghasilkan.
Evi menambahkan, usaha pengolahan intensifikasi lahan pertanian dan pemanfaatan botol plastik untuk budidaya pertanian di perkotaan dapat membuka peluang usaha baru.
“Dengan meningkatnya jumlah produksi dan variasi produk, masyarakat bisa menjual produknya di pasar yang lebih luas, yang pada akhirnya meningkatkan penghasilan keluarga,” jelasnya.
Ia juga berharap setiap kepala keluarga di wilayah tersebut dapat turut serta mendukung kegiatan ini.
“Jika setiap kepala keluarga yang berjumlah 316 KK turut serta, kita yakin bisa menambah penghasilan keluarga, minimalnya tidak perlu membeli cabai atau sayuran untuk konsumsi keluarga,” harapnya.
Pemanfaatan limbah botol plastik ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang mencemari lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah melalui urban farming.
Ratusan botol plastik yang digunakan sebagai polibag dapat digunakan untuk menanam berbagai jenis sayuran, seperti cabai, tomat, dan lainnya.
Selain mengurangi limbah, inisiatif ini mendukung ketahanan pangan lokal dan mengurangi pengeluaran rumah tangga.
Inisiatif ini sesuai dengan tren global dalam upaya mengurangi sampah plastik dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Dengan adanya program seperti ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah semakin meningkat.
“Kota Tasikmalaya sendiri dikenal dengan berbagai upaya pelestarian lingkungannya. Kita berharap melalui dukungan dan partisipasi aktif warga, inisiatif ini bisa menjadi model bagi daerah lain dalam mengatasi masalah limbah plastik dan mendukung urban farming,” pungkas Evi, yang juga aktif sebagai relawan program pemberian makanan tambahan bagi masyarakat lansia Kota Tasikmalaya.