TASIK.TV | Ngaos Art merespons perhelatan pemilu dengan pementasan berjudul “Noise” or “Voice,” yang diadakan pada tanggal 16 Februari 2024, pukul 20.00 WIB, di studio Ngaos Art, Perum Amanda Residence, Cigerung Cipedes, Tasikmalaya.
Kelas keaktoran AB Asmaranda memunculkan gagasan mengenai “noise” dan “voice” di atas panggung.
“Kata-kata bahasa Inggris ini dipilih bukan hanya karena mirip dalam bunyi, tetapi juga mengandung makna yang signifikan,” ujar AB
Noise menggambarkan gaduh atau berisik, sementara voice diartikan sebagai sesuatu yang penting, terhormat, teratur, dan terpercaya.
“Dengan kata lain, noise dapat merujuk pada politisi, sementara voice mencerminkan suara rakyat jelata,” jelasnya.
Aktor Kido, dalam menghadapi realitas terkini, menyatakan bahwa pementasan ini mengangkat isu yang masih hangat.
“Kita tidak menggorengnya karena harga minyak masih mahal, kita merebusnya tanpa gas. Kita sebagai bagian dari demokrasi di tengah keriuhan pestanya sebenarnya masih punya harapan suara kita didengar,” ungkapnya.
Dalam pementasan tanpa latihan ini, para aktor, seperti Kahfi, Ikok, Rika Jo, Arianto Rhamadan, Irfan Azm, Alfin Noorul Azmi, dan Yuni Kartika, mencoba mengaplikasikan hasil kelas keaktoran mereka.
Idan Ramadan, yang mengendalikan musik bersama Ikhsan Kumis, menyatakan bahwa pentas tanpa latihan seperti hidup tanpa tujuan.
“Kalau tidak punya tujuan, kita akan lambat berjalan. Linglung bisa tersesat dan tak tahu arah dan ini sungguh berat, pentas tanpa latihan semacam hidup tanpa tujuan,” kata Idan.
Dalam keadaan tertentu, semua bisa menjadi noise, dan bagaimana caranya itu bisa menjadi suara kita atau voice yang berguna.
Yuni Kartika, sebagai perwakilan Gen Z yang lincah dan cepat, menyampaikan pandangannya.
“Kita terlalu sibuk mengurusi noise versus voice, yang tak bisa dipersatukan seperti air dan minyak. Kami memilih voice karena ini sesuatu yang bisa ada dalam hati kami, tidak harus sama. Tidak harus seragam, bineka tunggal ika,” ujar Yuni.
Meskipun semangat untuk mempertahankan kesejatian panggung teater terasa kuat, Kahfi mengingatkan bahwa penting untuk melibatkan latihan yang menyeluruh untuk mendapatkan hasil terbaik dalam pementasan.
“Pentas hanya obat merah yang semoga menyembuhkan,” singkat Kahfi.
Penting untuk dicatat bahwa penonton memerlukan informasi selain hiburan, tetapi juga bimbingan atau pelajaran berharga dari pertunjukan yang mencerminkan peristiwa di dunia ini dan menjadikannya inti dari kehidupan di panggung.