TASIK.TV | Ratusan keluarga yang termasuk dalam kategori keluarga berisiko stunting (KRS) di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, menerima bantuan berupa daging ayam dan telur. Namun, pembagian bantuan kali ini mengalami keterlambatan yang membuat warga harus menunggu lebih lama dari biasanya.
Pada pembagian pertama dan kedua, bantuan biasanya telah didistribusikan sejak pukul 08.00 WIB. Namun, pada pembagian ketiga yang berlangsung hari ini, sejumlah penerima manfaat mengeluhkan keterlambatan tersebut.
Salah satu warga mengungkapkan bahwa ia telah datang sejak pukul 08.00 WIB, namun hingga menjelang pukul 12.00 WIB, pembagian 1 kg telur dan 1 kg daging ayam belum juga dilakukan.
Kendati demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk tetap menunggu. Halaman kantor Kecamatan Tamansari dipenuhi oleh ibu-ibu yang dengan sabar menunggu bersama anak-anak balita mereka, berharap segera mendapatkan bantuan yang dijanjikan.
Kepala Balai Penyuluhan KB, Hj. Neni, yang ditemui di ruang kerjanya dan didampingi oleh stafnya, Rizal, menjelaskan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam penyaluran bantuan.
“Semua pihak yang terlibat adalah kader, mulai dari kader PKK, kader Posyandu, kader KB, hingga bidan kelurahan,” ungkap Hj. Neni, Kamis, 29 Agustus 2024
Ia juga menegaskan bahwa keterlambatan distribusi ayam dan telur bukan tanggung jawab pihaknya (BKKBN), melainkan pihaknya hanya bertugas sebagai pengawas jalannya bantuan ini.
Rizal, menambahkan bahwa bantuan KRS ini diperuntukkan bagi lima kelurahan di Kecamatan Tamansari, yakni Kelurahan Tamanjaya sebanyak 138 KK, Sukahurip 150 KK, Sumelap 101 KK, Mugasari 130 KK, dan Setiamulya 143 KK, dengan total penerima sebanyak 662 KK.
“Kami berharap bantuan ini, baik daging ayam maupun telur, bisa sampai kepada masyarakat tepat waktu dan tepat sasaran, sehingga mereka dapat benar-benar merasakan manfaat dari bantuan tersebut,” tegas Rizal.
Distribusi bantuan bagi keluarga berisiko stunting ini merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi angka stunting di wilayah tersebut, dengan harapan peningkatan asupan gizi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak-anak.(Ryan Cardio)