Tren Multiverse Sebagai Kesempatan Pengembangan Ide Cerita dan Bisnis Dalam Industri Film

Tren Multiverse Sebagai Kesempatan Pengembangan Ide Cerita dan Bisnis Dalam Industri Film

KOTA TASIK, TASIK.TV | Baru-baru ini DC merilis film The Flash (2023) sebagai salah satu film yang mengusung ide Multiverse. Konsep multiverse adalah gagasan bahwa ada banyak alam semesta paralel atau realitas alternatif di luar alam semesta yang kita tinggali. Dalam film-film superhero Marvel dan DC, ide multiverse digunakan untuk menjelaskan keberadaan berbagai versi karakter dan alur cerita yang berbeda. Ini memberikan fleksibilitas bagi pembuat film untuk mengeksplorasi berbagai sudut pandang dan memperkenalkan elemen baru ke dalam cerita mereka.

Penyajian multiverse dalam film-film superhero sering kali disukai oleh penggemar karena memberikan kesempatan untuk melihat pertemuan antara karakter yang sebelumnya tidak mungkin terjadi atau mengeksplorasi alam semesta alternatif dengan versi yang berbeda dari karakter yang sudah dikenal. Ini juga memungkinkan adaptasi dari cerita-cerita komik yang rumit dan melibarkan banyak karakter, mengintegrasikan semuanya ke dalam satu alur cerita yang koheren.

Salah satu contoh penggunaan multiverse dalam film adalah dalam film-film Marvel Cinematic Universe (MCU). Misalnya, film “Avangers: Endgame” (2019) memperkenalkan konsep multiverse yang digunakan sebagai alat plot untuk menjelajahi peristiwa alternatif dan menghadirkan karakter dari masa depan dan masa lalu. Film berikutnya yang lebih spesifik menyebutkan ide multiverse dalam judulnya adalah “Doctor Strange in The Multiverse of Madness” (2022). DC dan Marvel memiliki pendekatan yang berbeda dalam penggunaan ide multiverse dalam film-film mereka.

Meskipun Marvel telah memperkenalkan konsep multiverse secara luas dalam Marvel Cinematic Universe (MCU), itu bukan berarti DC mengikuti keberhasilan Marvel dalam hal penggunaan ide multiverse. Penting untuk diingat bahwa konsep multiverse telah ada dalam dunia komik jauh sebelum digunakan dalam film-film superhero. DC sendiri telah lama menggunakan multiverse dalam komik mereka, dengan seri “Crisis on Infinite Earths” pada tahun 1985 sebagai contoh yang signifikan. Dalam seri ini, DC menggabungkan berbagai versi karakter mereka dari berbagai alam semesta ke dalam satu alur cerita yang utama. Sebelum “The Flash” (2023) dihadirkan menjadi film layar lebar, konsep multiverse sudah diperkenalkan terlebih dahulu dalam serial The Flash.

Dalam dunia nyata, teori tentang multiverse sudah menjadi perbincangan dan perdebatan sejak lama. Ada dua kejadian yang selalu kita dapatkan dalam penyajian multiverse dalam film superhero, yaitu perpindahan alam semesta, dan juga perjalanan waktu. Multiverse ini erat kaitannya dengan teori inflasi kosmik dimana dalam teori tersebut dikatakan bahwa alam semesta kita mengalami fase ekspansi yang sangat cepat dan dalam prosesnya terbentuklah alam semesta paralel/multiverse.

Kejadian berikutnya adalah perjalanan waktu dimana Enstein berbicara tentang teori relativitas yang memungkinkan perjalanan waktu dalam beberapa konteks. Misalnya, jika suatu objek memiliki gravitasi sangat kuat seperti lubang hitam/Black Hole, teori ini memperbolehkan kemungkinan adanya jalur waktu tertutup atau wormhole yang dapat menghubungkan titik-titik dalam waktu yang berbeda.

Satu teori lagi yang menarik adalah teori kuantum, dimana teori ini pula diusung dalam film Ant-Man. Film terakhir Ant-Man dari Marvel berjudul “Ant-Man and the Wasp: Quantumania”, didalam film tersebut penonton disuguhi dengan pemandangan dunia lain yang merupakan dunia kuantum. Fisika kuantum juga memberikan pemikiran tentang perjalanan waktu. 

Misalnya, fenomena seperti “efek Einstein-Podolsky-Rosen” dan “teleportasi kuantum” telah memicu pertanyaan tentang apakah informasi dapat dikirim melalui waktu dengan menggunakan pertikel-pertikel kuantum. Perlu dicatat bahwa teori-teori ini masih dalam tahap penelitian dan belum ada bukti yang kuat untuk mendukung atau menolak teori-teori tersebut.

Terlepas dari perdebatan teori-teori yang berkaitan dengan multiverse, rupanya gagasan multiverse ini telah menjadi langkah ekspansi bisnis yang signifikan bagi DC dan Marvel dalam industri film. Pemanfaatan konsep multiverse telah memberikan kesempatan bagi kedua perusahaan tersebut untuk memperluas alur cerita, menghadirkan versi baru dari karakter yang sudah dikenal, dan menyatukan berbagai waralaba atau properti intelektual yang berbeda dalam satu alam semesta yang terhubung. Pendekatan ini memungkinkan DC dan Marvel untuk menghasilkan lebih banyak film, serial televisi, dan konten lainnya yang melibatkan karakter-karakter mereka.

Dengan menggabungkan multiverse, mereka dapat mengeksplorasi alur cerita alternatif, memperkenalkan versi alternatif dari karakter yang sudah ada, dan memungkinkan kolaborasi antara karakter yang sebelumnya tidak mungkin terjadi dalam alam semesta tunggal. Selain itu, penggunaan multiverse juga dapat menciptakan antusiasme dan ekspektasi yang tinggi di antara penggemar.

Konsep ini membuka peluang untuk menceritakan cerita yang baru dan tidak terduga, serta memberikan kesempatan bagi penggemar untuk melihat karakter-karakter favorit mereka berinteraksi di layar lebar. Hal ini dapat meningkatkan minat penonton, meningkatkan penjualan tiket, dan menciptakan potensi pendapatan yang lebih besar bagi DC dan Marvel.

Selain film, penggunaan multiverse juga memungkinkan pengembangan konten lintas media seperti televisi, video game, komik, dan merchandise terkait. Ini memberikan peluang bagi DC dan Marvel untuk memperluas basis penggemar mereka, menghasilkan pendapatan dari berbagai saluran, dan memperkuat kehadiran mereka di pasar hiburan secara keseluruhan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat bagaimana ide multiverse telah diintegrasikan dalam beberapa film terkenal seperti “Spider-Man: Into the Spider-Verse” dan “Spider-Man: No Way Home” dari Marvel, serta film terbaru dari DC “The Flash”. Semua ini menunjukan bagaimana DC dan Marvel menggunakan ide multiverse sebagai langkah strategis untuk memperluas dan mengembangkan bisnis mereka di industri film dan hiburan secara keseluruhan.

PANDU WATU ALAM - Dosen Prodi Televisi dan Film, FIKOM UNPAD