Zero ODF di Indihiang, Sosialisasi Saja Tak Cukup, Anggaran Juga Diperlukan

Zero ODF di Indihiang, Sosialisasi Saja Tak Cukup, Anggaran Juga Diperlukan
Kepala UPTD Puskesmas Indihiang, Yani Maryani dalam acara Loka Karya Mini Triwulan TW 1

TASIK.TV | Kecamatan Indihiang semakin gencar mengkampanyekan program Open Defecation Free (ODF) sebagai upaya menjaga kebersihan dan kesehatan masyarakat.

"Kesehatan adalah faktor penting dalam kesejahteraan dan kemajuan suatu daerah, dan ODF adalah perwujudan dari perilaku hidup sehat," ujar Kepala UPTD Puskesmas Indihiang, Yani Maryani, dalam wawancara dengan Tasik.TV di ruang kerjanya, Rabu, 17 Juli 2024.

Yani mengungkapkan bahwa persentase Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di wilayah kerjanya menunjukkan perubahan signifikan. 

"Ini semua berkat kerjasama dengan berbagai pihak seperti kecamatan, kelurahan, tokoh masyarakat, dan masyarakat itu sendiri," jelasnya.

Baca Juga: Misi Gizi Optimal, Perjuangan Puskesmas Bungursari dalam Menanggulangi Stunting

Ia menambahkan, edukasi dan sosialisasi terus dijalankan di setiap kelurahan di Kecamatan Indihiang. Data terbaru menunjukkan di Kelurahan Indihiang, sebanyak 733 kepala keluarga (KK) masih melakukan BABS (27.31%), sementara 1951 KK sudah ODF (72.69%). 

Di Kelurahan Sirnagalih, 392 KK masih BABS (20.48%) dan 1552 KK sudah ODF (79.52%). Di Kelurahan Sukamaju Kaler, 814 KK masih BABS (28.24%) dan 2068 KK sudah ODF (71.75%), sedangkan di Kelurahan Sukamaju Kidul, 851 KK masih BABS (35.64%) dan 1537 KK sudah ODF (64.36%).

"Kendala utama untuk mencapai ODF adalah keterbatasan lahan dan sumber daya manusia," ungkap Yani. 

Namun, lanjut Yani, pihaknya terus berupaya dengan berbagai penyuluhan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat tidak buang air besar sembarangan.

Yani menegaskan pentingnya evaluasi secara intensif dan langkah bertahap untuk mencapai nol persen BABS melalui verifikasi tahunan di setiap kelurahan. 

"Kami akan mengusulkan program ini di musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan) karena ODF tidak bisa dicapai tanpa anggaran," katanya. 

Menurutnya, bukan hanya sosialisasi dan penyuluhan, tetapi juga kerjasama lintas sektor melalui lokakarya dan musrenbang.

Selain itu, Yani menyebutkan kolaborasi dengan marketing Nawasena Berseka untuk sosialisasi Jahe Asik. 

"Dukungan dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat," tambahnya.

Dengan adanya proses pemantauan berbasis kontinuitas dan peningkatan kapasitas institusi serta layanan sanitasi, komitmen kepala daerah dalam pengembangan infrastruktur dan layanan sanitasi permukiman sesuai karakteristik dan kebutuhan daerah diharapkan semakin kuat. 

"Komitmen ini harus dibarengi dengan sinergi dan kolaborasi di sektor air bersih dan sanitasi dari seluruh pihak," pungkas Yani. (Ryan Cardio)