TASIK.TV | Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah menjadi momentum refleksi bagi Komunitas Baraya Kang Dedi Mulyadi (BKDM) Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Mereka menggelar rapat konsolidasi organisasi sekaligus pembentukan struktur kepengurusan baru pada Jumat 27 Juni 2025.
Kegiatan ini berlangsung di sekretariat BKDM yang berlokasi di kediaman H. Imih Misbahul Munir, Jl. Leuwimalang RT 06 RW 04, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.
Ketua BKDM Kota Tasikmalaya, Burhan, menyatakan pembentukan struktur organisasi tersebut adalah langkah awal untuk memperkuat gerakan sosial mereka.
“BKDM hadir bukan sebagai simbol politik semata, tapi sebagai gerakan yang bergerak dari bawah. Kita ingin membuktikan bahwa organisasi relawan bisa menjadi ujung tombak pelayanan publik berbasis masyarakat,” ujar Burhan dalam sambutannya.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Fokus pada Efisiensi Anggaran dan Pembangunan Infrastruktur
Menurutnya, para relawan BKDM sudah bergerak sebelum struktur formal terbentuk, dengan mendatangi warga untuk mendengar keluhan dan menawarkan solusi langsung di lapangan.
Burhan juga menyinggung ketimpangan pembangunan di Tasikmalaya, terutama terkait infrastruktur dan pelayanan dasar.
“Kita lihat fakta di lapangan: banyak daerah yang menerima anggaran cukup besar, seperti Kabupaten Tasikmalaya yang mendapat hibah hingga Rp47 miliar. Namun, jalan-jalan desa masih banyak yang rusak, fasilitas pendidikan dan kesehatan minim, dan warga masih menjerit karena pelayanan publik yang lamban. Ini ironi yang tak bisa didiamkan,” tegasnya.
Ia mendorong kepala daerah meniru gaya kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi yang menurutnya selalu turun langsung ke masyarakat.
“Turun ke sawah, ke gang-gang sempit, ke rumah-rumah warga miskin. Dengarkan keluhan mereka. Jangan hanya duduk di balik meja, menunggu laporan,” tambahnya.
Sementara itu, Pembina BKDM Tasikmalaya, H. Imih Misbahul Munir, mengapresiasi semangat para relawan dan pengurus baru BKDM. Menurutnya, BKDM memiliki peran penting sebagai jembatan antara pemerintah dan rakyat.
“BKDM harus menjadi mata dan telinga rakyat. Kita harus hadir sebagai solusi, bukan hanya penonton atau pengkritik. Dengan kekuatan yang kita miliki, mari kita bantu tugas Pak Gubernur. Jangan sampai semua persoalan harus naik ke atas. Kita yang di bawah harus bergerak duluan,” ujarnya.
H. Imih menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat sipil dan pemerintah agar pembangunan tidak hanya berjalan top-down, tetapi juga bottom-up.
“Gerakan ini bukan untuk gagah-gagahan, tapi untuk mempermudah hidup rakyat. Mari kita konsolidasikan kekuatan kita untuk membangun Jawa Barat Istimewa,” tandasnya.
Di akhir rapat, seluruh peserta menyatakan komitmennya untuk menjadikan BKDM sebagai paguyuban relawan yang tidak hanya hadir di tahun politik, tetapi terus berkelanjutan melayani masyarakat. Mereka sepakat bahwa perubahan sejati hanya terjadi jika rakyat dijadikan subjek utama pembangunan.
BKDM Tasikmalaya juga membuka ruang kolaborasi dengan lembaga pendidikan, komunitas pemuda, ormas keagamaan, dan tokoh lokal untuk memperluas jangkauan program kerja dan mempercepat dampak positif bagi warga.
Dengan semangat hijrah di 1 Muharram, BKDM Tasikmalaya bertekad menjadi kekuatan sosial yang konsisten mengawal perubahan, melayani tanpa pamrih, dan menjaga nilai kemanusiaan di tengah tantangan zaman.