News

KABITA KAMBING STUMBANG, Inovasi Posyandu Sambongpari untuk Lawan Stunting

72
×

KABITA KAMBING STUMBANG, Inovasi Posyandu Sambongpari untuk Lawan Stunting

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Dalam upaya mencegah stunting di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambongpari Kota Tasikmalaya, tim medis menciptakan sebuah inovasi yang kreatif dan unik bernama “KABITA KAMBING STUMBANG” (Kelas Balita Kreatif Antusias Membaca Bersama dan Dibimbing Stimulasi Tumbuh Kembang). Nama yang menarik ini mengundang rasa ingin tahu tentang cara kerjanya.

Bidan Sandra Tesa Septiana, S.Tr.Keb, yang bertindak sebagai Koordinator Bidan Anak, menjelaskan lebih lanjut di ruang kerjanya. 

“Program Kabita Kambing Stumbang ini menargetkan para ibu yang memiliki bayi dan balita yang rutin datang ke posyandu. Di sini, mereka tidak hanya mendapatkan makanan tambahan (PMT) untuk bayi dengan berat badan kurang, tetapi juga pengetahuan dan pemantauan perkembangan anak mereka,” ujar Sandra.

Bidan Sandra menekankan pentingnya program ini karena banyak ibu yang tidak menyadari bahwa perkembangan anak mereka tidak sesuai dengan usianya. 

“Kami menemukan banyak ibu yang hanya membawa buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) saat ke posyandu. Padahal, buku itu penting untuk dipantau dan dibaca secara rutin di rumah, karena berisi informasi perkembangan anak yang perlu dipantau,” jelasnya.

Inovasi ini juga melibatkan kader kesehatan dan keluarga, sehingga tidak hanya bergantung pada tenaga kesehatan. 

“Dengan adanya Kabita Kambing Stumbang, keluarga dan kader kesehatan dapat membantu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dari buku KIA. Jadi, jika ada keterlambatan perkembangan, kami bisa melakukan intervensi dini,” tambah Sandra.

Sandra juga menyebutkan bahwa program ini dimulai sejak bayi baru lahir hingga usia lima tahun, sehingga pemantauan tumbuh kembang dapat dilakukan secara menyeluruh. 

“Setelah lima meja pemeriksaan di posyandu, ibu dan anak langsung menuju Kabita Kambing Stumbang untuk pemantauan menggunakan metode SDIDTK (Simulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang),” katanya.

Ia menekankan bahwa masalah stunting tidak hanya dialami oleh keluarga ekonomi lemah, tetapi juga keluarga ekonomi menengah ke atas. 

“Pola asuh yang tidak baik dan sanitasi yang buruk sangat mempengaruhi timbulnya stunting,” ungkap Sandra.

Bidan Sandra menegaskan bahwa sanitasi yang layak dan aman adalah kebutuhan dasar yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia, mulai dari 1000 hari pertama kehidupan hingga lanjut usia (lansia). (Ryan Cardio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *