News

Sidekah Leuweung; Tradisi Mohon Keberkahan dan Keselamatan 

54
×

Sidekah Leuweung; Tradisi Mohon Keberkahan dan Keselamatan 

Sebarkan artikel ini

CILACAP, TASIK.TV | Di wilayah pinggiran hutan Desa Hanum, Kecamatan Dayeuhluhur, yang berbatasan dengan Desa Tambaksari, Kecamatan Wanareja, tepatnya di kawasan hutan pinus di area mata air Cipariuk, para penyadap pinus atau masyarakat pinggiran hutan melaksanakan kegiatan Tradisi Sidekah Leuweung (Hutan) dengan sederhana, namun tetap hikmat pada Minggu, 23 Juli 2023.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh anggota dari Komunitas Pencinta Alam (Pamday) Dayeuhluhur, Lembaga Adat, Pegiat Adat dan Budaya, Asper, Mantri, serta Kaur TK dari Perhutani. 

Sidekah Leuweung pada dasarnya adalah suatu tradisi yang berasal dari masa lalu, di mana masyarakat pinggiran hutan banyak yang mencari mata pencaharian dari lahan hutan. 

Sebelum hadirnya hutan pinus, masyarakat menyebutnya sebagai hutan tutupan. Tradisi ini menjadi perwujudan rasa syukur masyarakat untuk memohon keselamatan dan keberkahan, agar terhindar dari marabahaya. Hingga kini, tradisi ini tetap lestari dan selalu dilaksanakan.

Ceceng Rusmana, Ketua Lembaga Adat Desa Hanum, menjelaskan bahwa masyarakat dahulu menjadikan hutan sebagai tempat mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga kegiatan Sidekah Leuweung ini menjadi wujud syukur dan permohonan keselamatan.

Kegiatan ini hampir serupa dengan Sidekah lainnya, hanya berbeda lokasi dan pelaku kegiatannya. Biasanya, Sidekah Leuweung dilaksanakan di sumber mata air atau Huma di atas gunung.

Dalam Sidekah Leuweung, para peserta juga menanam berbagai jenis pohon penahan air, seperti picung, nangka, dan beringin, untuk menjaga agar sumber mata air tidak berkurang di masa mendatang.

Kuswoyo, Asper KBKPH Wanareja, menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini. Selain sebagai ajang silaturahmi bagi KBKPH Perhutani Wanareja dengan tokoh adat, tokoh masyarakat, penyadap hutan pinus, dan masyarakat di sekitar pinggiran hutan, kegiatan ini juga menjadi momen dialog dan berbagi informasi.

Kuswoyo menegaskan bahwa kegiatan Sidekah Leuweung harus tetap dijaga dan terus dilakukan sebagai sarana pengikat silaturahmi, serta untuk saling mengingatkan agar hutan pinus dan hutan tutupan tetap terjaga dan bermanfaat.

“Kami berpesan kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga dan peduli secara proaktif terhadap hutan, terutama kawasan sumber mata air, agar tidak rusak dan tetap berfungsi dengan baik sehingga kebutuhan air masyarakat tercukupi,” tegasnya. (Beni’G)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *