Impresi

Karikatur Nabi Masih Bermunculan, Efek dari Ide Kebebasan Berekspresi

36
×

Karikatur Nabi Masih Bermunculan, Efek dari Ide Kebebasan Berekspresi

Sebarkan artikel ini

TASIK.TV | Pada Juni 2025 lalu majalah satire LeMan Turki menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW dan Nabi Musa AS, digambarkan sedang terbang di langit sambil bersalaman sementara dibawahnya bom-bom dijatuhkan ke pemukiman dan api berkobaran.

Kartun tersebut memicu kemarahan publik. Meski disangkal oleh pemilik media, dan telah dilakukan perintah penangkapan, rakyat Turki tetap tidak bisa menerimanya.

Kejadian penghinaan nabi bukan terjadi kali ini saja, tetapi sudah berulang kali, seperti tahun 2005 karikatur penghinaan Nabi Muhammad SAW yang ditampilkan surat kabar Denmark Jyllands Posten.

Tahun 2007 di Swedia seorang kartunis Lars Vilks menggambar karikatur penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Tahun 2015 majalah Charlie Hebdo Perancis juga melakukan hal yang sama. Peristiwa-peristiwa ini terjadi karena adanya kebebasan berekspresi yang menjadi salah satu pilar dari penerapan demokrasi.

Setiap tanggal 3 Mei dunia memperingati sebagai Hari Kebebasan Pers Sedunia, dimana sebagai bentuk penghormatan terhadap kebebasan berekspresi dan kebebasan media.

Tidak lupa pula dunia saat ini menerapkan liberalisme, adalah sebuah pandangan yang didasarkan pada kebebasan, dimana kebebasan hak-hak individu, demokrasi, sekulerisme, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama dan ekonomi pasar.

Saat ini beberapa kalangan dengan mudah menghinakan Islam, Al-Qur’an, para nabi atau ajaran Islamnya, padahal seharusnya agama yang diturunkan Allah SWT ini dimuliakan, karena Allah SWT yang menciptakan manusia, langit dan bumi, alam semesta beserta isinya. Sangat disayangkan hari ini sebagian kaum muslimin pun masih insecure dengan keislamannya.

Alangkah mulianya jika saat ini aturan Islam diterapkan, maka atmosfir keimanan, Islam rahmatan lil’alamin akan memancar ke seluruh penjuru dunia. Sistem Islam yang merealisasikan Islam dalam keseharian sebagai pribadi, keluarga, masyarakat dan negara, menjaga agar tidak terpapar oleh pemahaman yang bukan berasal dari Islam.

Sehingga kemuliaan, kegemilangan dan kebangkitan Islam bisa terwujud sebagaimana diteladankan oleh baginda Rasulullah SAW.

Wallahu a’lam bishawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *