TASIK.TV | Sanitari Conservation Society (CS) Tasikmalaya, sebuah perkumpulan yang terdiri dari para pegiat lingkungan, telah memainkan peran penting dalam upaya pemetaan kondisi sungai di Kota Tasikmalaya. Pada ekspedisi terbaru mereka pada tanggal 10 Oktober 2023, fokus tim Sanitari CS adalah pada sungai-sungai kritis di wilayah kota ini.
Perkumpulan Sanitari CS Tasikmalaya bermula dari keprihatan atas pencemaran sungai Ciwulan pada tahun 2013. Pada saat itu, mereka mengambil tindakan dan bahkan mengadakan audensi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan organisasi bernama Forum Penyelamat Sungai Ciwulan Tasikmalaya, lebih dikenal sebagai Fortas Tai.
Koordinator dari Sanitari Conservation Society Tasikmalaya, Syahril Asfari, yang akrab disapa Bata, menjelaskan bahwa pemetaan sungai dilakukan oleh timnya, yang terdiri dari Miranda Bunglon, Moka, Sotong, dan Miftah Rizky Babol. Misi pemetaan ini dimulai pukul 08.00 WIB setelah pemberian briefing teknis mengenai pemetaan kondisi hulu anak sungai bendung Cimulu. Tim mempersiapkan perlengkapan makanan dan peralatan untuk mendukung perjalanan mereka.
Tim memulai perjalanan dengan tiga unit sepeda motor, menuju Jalan Baru Mangkubumi di Indidihiang (Mangin), Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Mangin, yang dahulu adalah perbukitan hijau, sekarang telah berubah menjadi area gersang akibat kegiatan penambangan batu dan pasir untuk proyek pembangunan di Kota Tasikmalaya dan sekitarnya.
Setibanya di Mangin, tim Sanitari CS berhenti di sebuah warung kopi yang berdekatan dengan penggilingan batu dan pasir. Mereka berbicara dengan pemilik warung untuk memahami kondisi sungai dan memetakan beberapa wilayah pertemuan anak sungai yang mengalir ke sungai bendung Cimulu, yang selanjutnya mengalir ke Bendungan Cimulu Simpang Lima Kota Tasikmalaya.
Tim meninjau kondisi jembatan sungai Ciromban, di mana air sungai mulai mengering dan terdapat tumpukan sampah. Warna air terlihat coklat, dan kedalaman air mencapai kurang dari 30 cm. Di sini, tim melihat dua warga yang mengambil air sungai dari atas jembatan dengan ember dan tali untuk mencuci piring.
Selanjutnya, tim melanjutkan perjalanan ke sungai anak bendung Cimulu di Kampung Leuwikidang, sekitar dua kilometer dari jembatan sungai Ciromban Mangin Bungursari. Di sana, mereka bertemu dengan Dodi (43), seorang warga yang mengambil air sungai untuk keperluan rumah tangga seperti mandi, mencuci tangan, dan mencuci piring. Dodi menjelaskan bahwa masih banyak warga sekitar yang bergantung pada sungai ini untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun, sungai ini kini banyak tercemar oleh timbunan sampah yang berasal dari orang-orang yang tidak dikenal yang sengaja membuang sampah dari atas jembatan.
Tim Sanitari CS juga bertemu dengan Pak Mukmin, seorang warga setempat yang sedang panen ubi jalar. Mukmin membagikan pengalamannya bahwa sungai ini kini banyak tercemar oleh timbunan sampah yang menurutnya bukan berasal dari warga sekitar, melainkan dibuang oleh orang-orang tak dikenal dari atas jembatan. Sungai sekarang menjadi sangat kotor karena banyak orang tak dikenal yang membuang sampah dari atas jembatan, padahal dulu sungai ini sangat jernih. Sampai sekarang, sungai ini masih digunakan untuk mandi dan mencuci, bahkan air dari hulu di Cibunigeulis digunakan dan diangkut dengan tangki untuk mengatasi kekeringan di wilayah Kota Tasikmalaya.
Tim Sanitari CS melanjutkan peninjauan ke hulu anak sungai bendung Cimulu, di mana kondisi air masih relatif jernih, dan sampah yang ditemui lebih sedikit karena semakin ke hulu pemukiman penduduk semakin jarang.
Inisiatif pemetaan kondisi sungai oleh Sanitari CS Tasikmalaya adalah langkah awal yang penting dalam upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai. Bata berharap bahwa hasil pemetaan ini dapat mendorong tindakan lebih lanjut yang akan membantu memulihkan keadaan sungai-sungai penting di Kota Tasikmalaya. Upaya ini juga sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan dan konservasi yang semakin mendesak di Kota Tasikmalaya. Sanitari CS berencana untuk bekerja sama dengan Lembaga Pengelolaan Mahasiswa (LPM) Universitas Perjuangan dalam menjalankan program pelestarian sungai.
Melalui upaya Sanitari Conservation Society Tasikmalaya ini diharapkan dapat membantu memulihkan keadaan sungai-sungai yang kritis dan mendukung pelestarian lingkungan di wilayah Kota Tasikmalaya. Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai juga semakin ditekankan melalui inisiatif ini.