Utang Semakin Meningkat, Bisakah Negara Bebas Utang?

Utang Semakin Meningkat, Bisakah Negara Bebas Utang?
TASIK.TV | Negara tanpa utang adalah sebuah cita-cita, namun keadaan saat ini cita-cita tersebut belum bisa terwujud. Awal tahun 2023 utang pemerintah naik menjadi Rp 8.253,09 triliun per 31 Januari 2024.
Akhir tahun lalu Bank Dunia telah mengingatkan bahwa kenaikan suku bunga telah  menjadikan ancaman terhadap utang di semua negara berkembang. Apalagi menurut perkiraan INDEF, pertumbuhan ekonomi RI hanya berada pada level 4,8%.
Utang negara yang mencapai Rp 8.253,09 triliun adalah utang berbasis riba, tentu saja di negeri bermayoritas muslim ini sebaiknya kita menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama. Selain itu pembayaran utang negara juga ditopang oleh pajak dan nonpajak sehingga deisit APBN bergantung pada utang, baik utang dalam negeri maupun luar negeri.
Seringkali hitungan utang negara ini dibebankan kepada rakyat, dimana jika dihitung setiap orang akan menanggung beban utang pemerintah Rp 30,5 juta.
Utang luar negeri adalah wujud hegemoni negara adidaya, atau lembaga keuangan internasional kepada negara yang berutang, mereka dalam perjanjiannya mensyaratkan proyek-proyek tertentu yang harus dilaksanakan oleh negara yang berutang.
Kita harus mengubah paradugma berfikir tentang utang ini, untuk keluar dari jeratan utang. Langkah yang bisa diambil diantaranya, negara tidak boleh mengadopsi kebijakan pembiayaan APBN dengan melakukan utang ribawi.
Berikutnya sumber APBN berbasis Islam, yaitu melalui fai, kharaj, ghanimah, jizyah, dan juga dari sumber daya alam dan energi (SDAE) diambil alih oleh negara dan tidak untuk diswastanisasi, sehingga negara akan memiliki kekayaan yang berlimpah, karena selama ini sumber daya alam dan energi, seperti gas, minyak bumi, emas, nikel, batubara, dan pertambangan lainnya dikuasai swasta atau asing.
Sehingga melalui pengelolaan ekonomi Islam, negeri ini bisa membiayai keuangan negara secara mandiri tanpa berutang.
Menjadi negara mandiri secara ekonomi tanpa ketergantungan utang bukanlah suatu hal yang mustahil, jika didukung dengan sistem yang mumpuni yaitu Islam, negeri ini mampu bahkan sangat kaya sumber daya alam dan manusia.
Sistem ekonomi Islam menjadi harapan untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi, jeratan utang, dan kemiskinan, beralih menjadi negeri yang sejahtera dan berkah.