TASIK.TV | Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Dicky Chandra, menegaskan pentingnya penguasaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) oleh para guru. Menurutnya, jika tidak segera beradaptasi dengan perkembangan digital, para tenaga pendidik berisiko tertinggal dan tersingkir dalam arus transformasi teknologi global.
Pernyataan itu disampaikannya saat mengapresiasi pelatihan teknologi AI bagi guru-guru dari jenjang SD hingga SMA di Kota Tasikmalaya, yang menjadi bagian dari program unggulan Tasik Pintar.
“Saya mengapresiasi pelatihan teknologi AI ini. Ini sejalan dengan tujuh program unggulan Tasik Pintar, di mana pendidikan dan teknologi adalah pilar utama pembangunan SDM,” ujar Dicky, dikutip dari akun resmi Pemerintah Kota Tasikmalaya, Minggu (15/6/2025).
Menurut Dicky, AI bukan lagi sekadar isu masa depan, tetapi telah menjadi realitas saat ini. Ia menekankan bahwa dunia sedang mengalami disrupsi besar-besaran akibat teknologi digital, dan guru harus menjadi garda terdepan dalam memandu generasi muda menghadapi perubahan itu.
“Guru kini bukan sekadar pengajar, tetapi juga navigator yang membimbing generasi ke masa depan. Dalam beberapa tahun ke depan, sekitar 80 juta jenis pekerjaan akan hilang karena digantikan teknologi, termasuk AI. Ini peringatan sekaligus dorongan bagi semua pihak,” tegasnya.
Dicky juga mendorong agar Kementerian Pendidikan dan Dinas Pendidikan mulai memasukkan kurikulum AI ke dalam sistem pendidikan nasional sebagai langkah strategis untuk mempersiapkan anak-anak Indonesia bersaing secara global.
“Negara lain sudah mendorong generasi mudanya melek AI. Kita tidak boleh tertinggal. Pelatihan seperti Intel Skills for Innovation (SFI) ini sangat strategis karena menyentuh esensi pendidikan masa kini,” tambahnya.
Pelatihan AI ini sendiri merupakan bagian dari misi Tasik Pintar, yang dicanangkan sebagai program unggulan Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk mempercepat transformasi digital di bidang pendidikan dan menyiapkan sumber daya manusia unggul.
“Ini bukan sekadar pelatihan teknologi, tapi soal menyiapkan SDM unggul yang siap menghadapi tantangan global,” tutup Dicky.