TASIK.TV | Mendaki gunung, sudah menjadi hobby ku semenjak aku duduk di bangku kelas II SD (1974). Kebetulan keluargaku, dari mulai kakek, paman, hingga kakak sulungku (dilanjutkan saat ini oleh keponakkanku) pernah bertugas di TNI-AD dan mereka semua sangat akrab dengan alam, terutama gunung dan hutan.
Dari kecil, aku sudah sering dibawa berburu babi hutan ke Pegunungan Syawal Kabupaten Ciamis dan sekitarnya, terutama oleh kakakku dan teman-temannya.
Menginjak usia muda (SMP, SMA, dan Mahasiswa) aku sering mengajak teman-teman dekat di kampung, sekolah, dan kampusku naik gunung. Walaupun saat itu belum dikatakan sebagai kegiatan Ekspedisi ataupun Mendaki Gunung.
Berbagai lomba lintas alam, lomba lintas lembah bukit, serta berbagai long march yang diselenggarakan oleh AMS, AMPI, dan Karang Taruna, dan yang lainnya sering kuikuti. Apalagi saat itu tahun 1986 saya sudah mendirikan group “REVOLVER CLUB” (kegiatan: berpetualang dan bermain musik).
Secara resmi, mendaki gunung dalam artian ”Ekspedisi” baru kulakukan saat diangkat menjadi PNS/Guru di SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Beberapa tahun setelah bertugas di sekolah tersebut, tepatnya pada bulan Juli tahun 2002 aku mendapat tugas tambahan sebagai Pembina NAPAK RIMBA / NR (salah satu kegiatan ekstrakurikuler-Pecinta Alam) yang didirikan tahun 1985. Sebelumnya aku hanya sebagai pendamping Pembina NR.
Gunung Cikurai di Kabupaten Garut merupakan gunung yang pertama kali kudaki bersama siswa-siswi anggota Napak Rimba SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Banyak sekali hikmah dan pelajaran yang bisa kudapat dari kegiatan tersebut.
Ada perbedaan dan peningkatan dalam hal pemaknaan dan penjiwaan, antara naik gunung di masa kecil dan di masa muda. Dahulu aku hanya merasakan senang, riang, dan gembira. Namun setelah dewasa dan saat berada di puncak gunung, aku semakin merasa kecil namun dekat dengan Sang Pencipta.
Tahun 2006, saat usiaku menginjak 46 tahun, selain mengajar di SMA Negeri 2 Tasikmalaya, aku juga mengajar di SMA Negeri 1 Tasikmalaya. Di sini juga, aku mendapat tugas tambahan sebagai Pembina PHIPETALA (salah satu kegiatan ekstrakurikuler-Pecinta Alam/Organisasi PA Tertua Tingkat SMA/SMK di Kab/Kota Tasikmalaya & Priangan Timur) yang didirikan 29 September 1982.
Saat ini usiaku menginjak 58 tahun. Namun demikian, ke- gandrunganku mendaki gunung semakin menjadi-jadi. Bahkan saat ini pula aku memiliki obsesi untuk mengunjungi seluruh gunung yang ada di Pulau Jawa, Luar Jawa, bahkan Luar Negeri kalau memungkinkan.
Tepat tanggal 17 November 2011, aku bersama beberapa anak muda memproklamirkan berdirinya KPGBS (Komunitas Pendaki Gunung Balad Soekarno). Maka semakin terencana dan terprogram pula ekspedisi atau pendakian gunung ke depannya.
Banyak teman-temanku bertanya; mengapa anda naik Gunung?
Maka saya menjawabnya: karena saya ingin memenuhi sebagian tugas hidup dan kewajiban saya kepada Sang Pencipta. Di antaranya :
1. Bertafakkur (berfikir dan merenung tentang ciptaan Alloh).
2. Silaturahmi (memanjangkan ikatan batin dengan sesama manusia).
3. Mencari Ilmu (menambah pengetahuan dan keterampilan).
4. Berpetualang (menambah pengalaman unik, keberanian, dan menghadapi tantangan).
5. Olahraga (menyehatkan badan).
6. Seni Hidup (menjadi orang yang bersikap bijaksana).
Selain itu, banyak manfaat yang diperoleh dari mendaki gunung di antaranya:
1. Meningkatkan stamina tubuh, menguatkan jantung dan paru-paru.
2. Membuat tulang lebih padat dan bisa mencegah Osteoporosis.
3. Meningkatkan daya ingat dan mengurangi tingkat stress.
4. Menyembuhkan kanker payudara bagi perempuan.
5. Menstabilkan berat badan, dan kaki menjadi lebih lentur.
6. Mengurangi resiko diabetes, dlsb.