TASIK.TV | Hujan yang berkepanjangan di Kota Tasikmalaya telah membawa dampak serius terhadap pola cuaca lokal. Seiring dengan fenomena Badai El Nino, perubahan iklim ini telah memicu peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Uus Supangat, menyampaikan bahwa jumlah kasus DBD dari 1 Januari hingga 24 Maret 2024 mencapai 279 kasus, dengan satu kematian tercatat.
Menurutnya, perbandingan dengan tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, terdapat 48 kasus pada bulan Januari dan 46 kasus pada bulan Februari, sementara pada tahun 2024, jumlah kasus meningkat menjadi 72 kasus dan 94 kasus secara berturut-turut.
Uus menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penyebab peningkatan kasus DBD adalah perubahan pola cuaca yang dipengaruhi oleh Badai El Nino. Hujan yang terus-menerus turun menyebabkan perkembangan sarang nyamuk Aedes Aegypti, penyebar utama virus DBD, di sekitar rumah.
“Saat ini, 18 orang masih menjalani perawatan di berbagai rumah sakit di Kota Tasikmalaya,” katanya.
Uus menekankan bahwa peningkatan kasus DBD diperkirakan akan terus terjadi terutama selama musim hujan. Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk waspada dan aktif dalam pencegahan DBD dengan menghilangkan sarang nyamuk di sekitar rumah.
Peningkatan kasus DBD, lanjutnya, tidak hanya terjadi di satu area, melainkan merata di 69 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan di Kota Tasikmalaya.
Uus mencatat kelurahan-kelurahan tertinggi dengan kasus DBD, yakni Kelurahan Sukamanah, Urug, Gunungtandala, Kahuripan, Awipari, Panglayungan, Tuguraja, Gununggede, Nagarasari, dan Cikalang menjadi yang paling terdampak.
Untuk mengurangi angka kematian akibat DBD, upaya pencegahan intensif dilakukan, termasuk tes cepat di puskesmas dan peringatan kepada warga untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala demam yang persisten.
Dalam upaya mencegah penyebaran lebih lanjut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya telah mengeluarkan surat edaran kepada warga setempat, dengan mengikuti panduan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Terkait dengan hal ini, Uus menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Indonesia, memperingatkan akan peningkatan kasus DBD. Langkah ini juga didukung dengan surat edaran yang diterbitkan oleh pemerintah setempat.
Kekhawatiran akan penyebaran virus DBD juga dirasakan oleh para pendidik, seperti yang disampaikan oleh Ali Dahlan, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri I Tasikmalaya.
Untuk mengantisipasi potensi bahaya, sekolah tersebut telah melakukan fogging di lingkungan sekolah dan sekitarnya atas inisiatif dari Dinas Kesehatan setempat.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang diperkuat dan kesadaran masyarakat yang meningkat, diharapkan penyebaran kasus DBD dapat ditekan, menjaga kesehatan dan keselamatan penduduk Kota Tasikmalaya.