TASIK.TV | Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mendatangi Bale Kota Tasikmalaya, Kamis 1 Mei 2025, untuk menggelar audiensi mempertanyakan capaian 100 hari kerja Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, sekaligus menagih janji politik yang pernah disampaikannya.
Pantauan di lapangan, sebelum kedatangan mahasiswa, aparat kepolisian sudah bersiaga di sekitar area Bale Kota. Saat audiensi dimulai, Wali Kota Viman Alfarizi Ramadhan didampingi Wakil Wali Kota Diky Chandra, Sekretaris Daerah H. Asep Goparulloh, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP M. Faruk Rozi, dan sejumlah kepala dinas langsung menyambut mahasiswa.
Awalnya, pihak pemerintah mengajak mahasiswa berdiskusi di dalam ruangan. Namun mahasiswa menolak dan memilih berdialog di luar, tepatnya di lapangan upacara. “Suka tidak suka, kami harus mengikuti mereka. Akhirnya audiensi dilakukan di lapangan dengan duduk sedikit melingkar,” ujar salah satu pejabat Pemkot.
Baca juga: HMI Tasikmalaya Kritik Seratus Hari Kerja Viman-Dicky, Pendidikan Masih Terabaikan
Ketua PC PMII Kota Tasikmalaya, Ardiana Nugraha, menegaskan bahwa keberadaan terminal bayangan seperti pool Primajasa dan Budiman yang menaikkan serta menurunkan penumpang di tempat tidak semestinya telah mematikan fungsi Terminal Tipe A Indihiang.
“Ini tidak boleh dibiarkan. Kami mendesak Wali Kota untuk menghentikan operasional menaikkan dan menurunkan penumpang di pool yang tidak semestinya, agar terminal resmi bisa berfungsi sebagaimana mestinya,” tegas Ardiana di hadapan Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekda, dan para pejabat yang hadir.
Selain soal transportasi, mahasiswa juga mempertanyakan banyaknya kepala dinas yang dijabat oleh pelaksana tugas (Plt) tanpa adanya pelantikan kepala dinas definitif. Mereka bahkan meminta pejabat yang hadir diabsen satu per satu, dan daftar absen itu dibacakan langsung oleh Sekda H. Asep Goparulloh.
Menanggapi pertanyaan mahasiswa, Sekda Asep menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengusulkan pengisian jabatan definitif ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan masih menunggu hasil. Ia juga menambahkan bahwa sistem yang digunakan Pemkot saat ini adalah manajemen talenta.
“Manajemen talenta adalah pengelolaan sumber daya manusia secara strategis dengan fokus pada individu yang punya potensi, keterampilan, dan kemampuan khusus untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Tujuannya merekrut, mengembangkan, mempertahankan, dan memanfaatkan talenta agar mendukung pencapaian tujuan pemerintahan di semua jabatan,” papar Asep.
Audiensi yang berlangsung di bawah terik matahari itu berjalan cukup panas, baik secara harfiah maupun suasana. Mahasiswa menilai bahwa dalam 100 hari kerja pertama, Wali Kota Viman gagal menegakkan aturan yang seharusnya menjadi prioritas, terutama terkait transportasi dan pembenahan birokrasi.
“Persoalan-persoalan penting di kota ini tidak masuk skala prioritas dan belum benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat,” tutup Ardiana.(Ryan)