Tim DS PKS Sosialisasi Jabar Asih di Bojong Nangka, Warga Sampaikan Keluhan Pengangguran dan Kesenjangan Bantuan Sosial

Tim DS PKS Sosialisasi Jabar Asih di Bojong Nangka, Warga Sampaikan Keluhan Pengangguran dan Kesenjangan Bantuan Sosial

TASIK.TV | Tim Direct Selling (DS) DPD PKS Kota Tasikmalaya kembali turun ke masyarakat untuk menyosialisasikan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibi, yang dikenal dengan slogan "Jabar Asih."

Kali ini, sosialisasi dilakukan di wilayah Bojong Nangka, Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya.

Tim DS, selain memperkenalkan visi dan misi pasangan Jabar Asih, juga mendengarkan langsung aspirasi dan keluhan warga terkait berbagai persoalan yang mereka hadapi, mulai dari masalah pengangguran hingga ketidakmerataan bantuan sosial.

Banyaknya Pengangguran Muda dan Kebutuhan Kendaraan Operasional

Ahmad Dhani, Ketua RT/01 RW/03, menyampaikan kekhawatirannya terkait semakin banyaknya anak muda yang menganggur di wilayahnya. Menurutnya, jumlah pengangguran di kalangan pemuda semakin meningkat, namun hingga saat ini belum ada solusi konkret dari pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu, ia juga menyoroti kebutuhan mendesak masyarakat akan kendaraan operasional untuk digunakan dalam keadaan darurat, seperti mengantar orang sakit atau keperluan lainnya.

“Di wilayah kami, banyak anak muda yang masih menganggur, dan ini jadi masalah serius. Saya berharap pemerintah bisa segera memberikan solusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, kami juga sangat membutuhkan kendaraan operasional, terutama untuk mengantar warga yang sakit atau dalam situasi darurat. Sampai saat ini kami belum punya akses yang memadai untuk hal itu,” ungkap Ahmad Dhani kepada Tim DS.

Tim DS mencatat keluhan tersebut dan menjelaskan bahwa pasangan Jabar Asih berkomitmen untuk menangani masalah pengangguran dengan mendorong program-program peningkatan keterampilan dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, khususnya bagi generasi muda. Selain itu, mereka juga akan memperjuangkan akses terhadap kendaraan operasional bagi masyarakat di daerah-daerah yang membutuhkan.

Kesenjangan dalam Pendistribusian Bantuan PKH

Yuyun, seorang janda beranak dua yang tinggal di RW/02, mengeluhkan tentang bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang seharusnya ia terima, tetapi tak kunjung cair. Ia merasa bingung dan frustrasi karena tetangganya sudah menerima bantuan tersebut, sementara dirinya belum. Saat bertanya ke pihak kelurahan, ia hanya mendapatkan jawaban yang tidak jelas dan tidak memuaskan, yang membuatnya merasa bahwa pendistribusian bantuan tersebut tidak merata dan tidak adil.

“Bantuan PKH saya belum cair, padahal tetangga saya sudah menerima. Saya tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi. Saat saya tanya ke kelurahan, jawabannya tidak jelas dan tidak ada kepastian. Bantuan seperti ini sangat kami harapkan, tapi ternyata tidak merata,” ungkap Yuyun dengan kecewa.

Tim DS menjelaskan bahwa pasangan Jabar Asih memiliki program yang berfokus pada peningkatan transparansi dan keadilan dalam distribusi bantuan sosial, termasuk PKH. Mereka berjanji akan memperbaiki mekanisme pendistribusian agar lebih merata dan tepat sasaran, sehingga tidak ada warga yang merasa diperlakukan tidak adil.

Insentif Guru Agama yang Sangat Rendah

Keluhan lain disampaikan oleh Pipin, seorang janda yang suaminya meninggal dunia. Pipin seorang guru Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) yang kini harus berjuang sendiri menghidupi keluarganya.

Ia mengeluhkan rendahnya insentif yang diterima oleh guru agama, yang menurutnya tidak sebanding dengan peran penting mereka dalam mendidik anak-anak bangsa.

Pipin hanya menerima insentif sebesar Rp600 ribu dalam satu tahun, yang dibayarkan dua kali, yaitu Rp300 ribu per semester. Ia merasa bahwa profesinya sebagai guru agama kurang dihargai oleh pemerintah, meskipun perannya sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda.

“Sebagai guru agama, saya hanya menerima insentif Rp600 ribu setahun, dan itu pun dibayar dua kali, masing-masing Rp300 ribu. Kami yang mendidik anak-anak bangsa agar memiliki akhlak yang mulia, tapi pekerjaan kami seperti tidak dihargai. Saya berharap pemerintah bisa lebih peduli pada nasib guru-guru agama seperti kami,” ujar Pipin dengan penuh harap.

Menanggapi hal ini, Tim DS menyampaikan bahwa pasangan Jabar Asih memiliki program yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan guru, terutama guru agama. Mereka akan memperjuangkan peningkatan insentif bagi guru-guru yang berperan penting dalam mendidik generasi muda, sehingga profesi guru agama lebih dihargai dan diperhatikan oleh pemerintah.

Respons Tim DS dan Komitmen Jabar Asih

Dalam kunjungan sosialisasi ini, Tim DS berusaha memberikan penjelasan mengenai program-program yang diusung oleh pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibi, yang dirancang untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Di bidang ketenagakerjaan, Jabar Asih berkomitmen untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong program pelatihan keterampilan bagi para pemuda. Mereka juga berencana memperbaiki pendistribusian bantuan sosial agar lebih merata dan adil.

“Kami sangat memahami betapa pentingnya menciptakan lapangan pekerjaan, terutama bagi anak-anak muda yang menganggur. Pasangan Jabar Asih berkomitmen untuk mendorong program-program pelatihan keterampilan dan membuka lebih banyak lapangan kerja. Selain itu, kami juga akan memastikan bahwa bantuan sosial seperti PKH didistribusikan secara adil dan transparan,” kata Mang Entus, salah satu anggota Tim DS kepada warga Bojong Nangka.

Selain itu, pasangan Jabar Asih juga memiliki perhatian khusus terhadap kesejahteraan guru agama (MDTA), dengan rencana peningkatan insentif dan penghargaan yang lebih baik bagi mereka yang mengabdi di bidang pendidikan agama.